4 Dampak Buruk Bila Anak Keseringan Main Gawai

Mulai dari sulit tidur hingga mudah marah berikut dampak buruk anak terlalu lama bermain gawai atau beraktivitas depan layar.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2018, 12:00 WIB
Ilustrasi perjuangan melepaskan anak yang hampir kecanduan gawai. (iStock)
Ilustrasi perjuangan melepaskan anak yang hampir kecanduan gawai. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Menurut studi anak usia sekolah di masa kini menghabiskan lebih dari tujuh jam dalam sehari melihat layar atau main gawai. Padahal, anak-anak sesungguhnya tidak disarankan berlama-lama beraktivitas di depan layar.

Dalam sebuah artikel di Psychology Today, Dr. Victoria L. Dunckley, penulis buku Reset Your Child's Brain berbicara tentang seberapa banyak waktu di depan gawai atau layar dapat membuat anak dan remaja menjadi mudah lelah.

Selain itu, anak menjadi gelisah, dan pada saat yang sama kelelahan karena kecanduan waktu layar membuat mereka bermasalah secara akademis, sosial, dan fisik. Berikut sederet efek buruk yang muncul jika anak berlebihan melihat layar.

1. Sulit tidur

Penggunaan gawai selama dua jam pada kecerahan maksimum dapat menekan melatonin, yang merupakan hormon utama dalam jam tubuh. Hal ini dapat berdampak buruk pada kestabilan hormon.

2. Butuh banyak rangsangan agar senang

Game melepaskan banyak bahan kimia yang baik dan membuat anak jadi kurang sensitif. Seperti kecanduan, mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencapai titik kemenangan saat bermain gim.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


3. Sulit fokus

Ibu dan gawai (iStockphoto)
Ilustrasi gawai ibu dan anak (iStockphoto)

Anak-anak yang kecanduan layar, sering tidak dapat fokus pada kegiatan lain seperti pergi ke luar atau ke bioskop. Mereka menunggu waktu hingga mereka dapat kembali ke perangkat mereka.

4. Mudah marah

Saat orangtua mengungkapkan kekhawatiran mereka karena anak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk melihat ponsel, ia cenderung menyangkal. Saat dibatasi atau ponselnya disita, anak bisa jadi sangat marah dan mengamuk. Mereka pun jadi memiliki masalah komunikasi dan sosial.

Untuk membantu memecahkan kecanduan perangkat elektronik dan waktu layar, Dr. Dunckley menyarankan untuk 'puasa' layar selama beberapa minggu agar sistem saraf anak dapat diatur ulang. Jika beberapa minggu tampaknya tidak mungkin, psikiater remaja yang berbasis di London Dr. Richard Graham menyarankan 72 jam.

 

Penulis: Mega Rasmiyati/Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya