Proses Pembekuan Darah Pada Manusia Serta Gangguannya

Kenali kesehatan tubuh mulai sekarang ya.

oleh Rizky Mandasari diperbarui 04 Des 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 18:00 WIB
Ilustrasi pembekuan darah
Ilustrasi pembekuan darah (Sumber: Unshplash)

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah kamu berpikir saat sedang mengalami cedera dan terjadi pendarahan lalu kemudian darah berhenti mengalir? Nah, itulah yang dinamakan dengan pembekuan darah atau yang dikenal juga dengan istilah hemostasis. Hemastosis sendiri merupakan peristiwa penghentian pendarahan dikarenakan adanya pembuluh darah yang robek atau rusak. 

Sedangkan untuk istilah thrombosis adalah kondisi di mana bagian endhotelium yang melapisi pembuluh darah menjadi hilang dan rusak. Mekanisme proses pembekuan darah terdapat beberapa fase penting di dalamnya seperti proses pembentukan sumbatan pendarahan oleh keping darah dan proses pembekuan darah.

Proses pembekuan darah atau hemastosis ini mencakup juga proses koagulasi yang melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta beberapa protein plasma yang mampu membekukan darah dan melarutkan bekuan darah. Di dalam proses hemastosis sendiri terdapat tiga fase di dalamnya. Berikut proses pembekuan darah dengan tiga fase seperti Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/12/2018).

Proses pembekuan darah dengan tiga fase

1. Fase pertama.

Proses pembekuan darah manusia adalah pembekuan agregat pada trombosit sehingga menghentikan proses pendarahan sementara. Pada tempat luka tersebut nantinya trombosit akan mengikat kolagen pada tempat terjadinya luka di dalam permbuluh darah dan juga nantinya diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk di dalam kaskade saat peristiwa koagulasi pada tempat yang sama. Nah, pada saat pengaktifan ini, trombosit akan mengalami perubahan bentuk karena bantuan dari zat fibrinogen dalam darah yang kemudian menjadikan trombosit menyumbat pembuluh darah yang robek tersebut.

2. Fase kedua.

Proses pembekuan darah selanjutnya adalah pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan trombosit secara agregat sehingga menimbulkan sumbatan yang lebih stabil lagi dibandingkan dengan sumbatan yang pertama.

3. Fase ketiga.

Proses pembekuan selanjutnya yakni terjadi pelarutan baik secara pasial atau agregat pada hemastosis yang dilakukan oleh plasmin sehingga ini akan membuat penyumbatan menjadi lebih kuat lagi dibandingkan yang sudah terjadi sebelumnya.

Proses Pembekuan Darah atau Koagulasi

Saat proses pembekuan darah ini jika di dalam tubuh mengalami luka yang mengakibatkan pendarahan sel trombosit akan pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan sebagai trombokinase atau yang juga disebut sebagai thromboplastin. Kemudian tromboplastin ini akan mengubah prothrombin menjadi thrombin. Nah, setelah itu thrombin akan mengubah protein fibrinogen menjadi fibrin yang kemudian menjadi benang atau jarring halus yang menjerat sel darah merah yang kemudian membeku pada tempat luka tersebut.

1. Pembentukan Aktivator Prothrombin

Proses pembekuan darah dengan pembentukan aktivator prothombin. Pembentukan aktovator prothrombin ini akan terjadi pada saat terjadi trauma pada dinding pembuluh darah dan jaringan lain yang dekat dengan pembuluh darah. Jika terjadi hal tersebut maka akan langsung terjadi yang dinamakan dengan activator prothrombin. Prothrombin sendiri merupakan salah satu senyawa globin yang bisa larut dan dihasilkan di dalam organ hati dengan bantuan dari vitamin K. Jika prothrombin belum aktif maka akan diaktifkan dengan menggunakan ion kalsium. Sedangkan ada protein lainnya yaitu fibrinogen adalah protein yang bisa larut di dalam plasma darah. 

Cara activator prothrombin ini bisa dengan dua cara yaitu melalui jalur ekstrinsik yaitu pada saat terjad luka di dalam pembuluh darah dan jalur intrinsic yaitu terjadi di dalam sel darah itu sendiri.

a. Langkah Jalur Ektrinsik

Proses pembekuan selanjutnya adalah langkah jalur ektrinsik. Pada skema langkah proses pembekuan darah melalui jalur intrinsic ini pertama kali yang akan terjadi adalah jaringan thromboplastin melakukan aktivasi kepada faktor Stuart yang telah dibentuk melalui lipoprotein dari berbagai faktor jaringan dan kemudian melakukan penggabungan diri dengan faktor VII yaitu proconvertin. Nah jika sudah dalam tahap ini kemudian akan diaktifkan menjadi faktor X jika sudah bertemu dengan ion calcium. 

b. Langkah Jalur Instrinsik

Proses pembekuan selanjutnya adalah langkah jalur instrinsik. Yang berperan dalam jalur intrinsic ini adalah faktor Hageman yang merupakan penyimpanan yang stabil dan diaktifkan melalui kaca atau permukaan asing lainnya yang masuk ke dalam pembuluh darah. kemudian faktor Hageman ini mengaktifkan faktor lainnya yaitu thromboplastin yang akan saling berkombinasi menyumbat adanya pendarahan. 

2. Perubahan Prothrombin Menjadi Thrombin

Proses pembekuan darah lainnya adalah perubahan prothrombin menjadi thrombin. Nah, setelah prothrombin yang aktif sudah terbentuk seperti penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya kemudian prothrombin ini bisa menjadi thrombin jika bertemu dengan ion kalsium. Namun perlu diketahui bahwa thrombin juga bisa dibantu pembentukannya oleh trombosit hal ini dikarenakan banyak sekali prothrombin yang melekat pada sel trombosit yang telah membentuk jaring-jaring rusak. Pengikatan yang dilakukan oleh trombosit ini mempercepat pembentukan thrombin sehingga sangat cepat melakukan proses pembekuan darah pada saat yang telah ditentukan.

Prothrombin sendiri adalah protein di dalam darah yang sangat mudah rusak atau pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil dan salah satu diantaranya adalag thrombin. Pembentukan prothrombin ini juga sangat bergantung pada vitamin K dimana jika tubuh mengalami kekurangan vitamin K akan membuat pendarahan menjadi lebih mudah terjadi dan tidak mudah dibekukan.

3. Perubahan Fibrinogen Menjadi Fibrin

Proses pembekuan darah selanjutnya adalah perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin ini juga mendapatkan bantuan dari prothrombin dimana thrombin sendiri merupakan enzim yang bekerja terhadap fibrinogen dengan cara melepaskan 4 jenis molekulnya dan membentuk molekul fibrin yang berpolimerisasi dengan fibrin lainnya. 

Nah, karena hal inilah kemudian kumpulan fibrin akan membentuk sebuah reticulum bekuan pada darah. namun pada tahap awal ini ikatan antar fibrin belumlah maksimal dan tidak kuat sehingga pada fase berikutnya adalah untuk membuat ikatan antar fibrin ini menjadi kuat dan stabil.

Fibrin yang sudah terpolimerisasi ini juga akan saling mengikat fibrin satu dengan fibrin yang lain yang kemudian akan membuat jaringan fibrin yang kuat dan stabil dalam bentuk tiga dimensi sehingga darah akan tersumbat dan pendarahan bisa langsung dihentikan. Nah cara kerja dari jarring fibrin ini adalah dengan menangkap sel darah merah, plasma darah dan trombosit di dalamnya sehingga tidak bisa keluar dari jeratan tersebut dan pada saat itulah sel-sel darah yang tadi terperangkap akan mati. Benang-benang dari fibrin ini juga akan melekat di dalam pembuluh darah sehingga membuat kebocoran pada pembuluh darah bisa dikurangi.

Gangguan pada Pembekuan Darah

Hemophilia

Penyakit hemophilia merupakan jenis penyakit yang berkaitan dengan proses pembekuan darah yang terganggu dan penyakit ini merupakan penyakit yang diwariskan atau faktor genetic dari ibu ke anaknya. Pada para penderita hemophilia ini jika mereka mengalami pendarahan maka darah yang keluar akan mengalami pembekuan yang tidak normal karena dalam jangka waktu yang cukup panjang meskipun itu hanya berupa luka kecil saja. Sebagian besar penderita hemophilia ini mengalami pendarahan yang terjadi di bawah kulit dimana jika terbentur sediikit akan mengalami memar dalam jangka panjang dan areanya bisa menyebar lebih luas. Penderita hemophilia ini sangat berbahaya terutama jika terjadi pendarahan pada bagian tubuh yang vital seperti di otak, sendi, dan organ vital lainnya. ada beberapa jenis penyakit hemophilia, seperti berikut ini:

a. Hemophilia A

Hemophilia A atau juga dikenal dengan nama hemophilia klasik merupakan penyakit yang berkaitan dengan proses pembekuan darah manusia yang paling banyak dialami oleh orang. penyakit hemophilia ini merupakan gangguan karena tidak adanya faktor 8 yaitu antihemapholic yang menyebabkan kelainan pada kromosom X sehingga menyebabkan kelainan ini. 

b. Hemophilia B

Hemophilia B juga memiliki nama lain yaitu cristmas desease karena ditemukan oleh ahli asal kanada yang bernama steven crisrmas. Pada penyakit ini berarti di dalam darah kekurangan faktor 9 yaitu komponen thromboplastin plasma. 

Pada penderita hemophilia baik A atau B jika mereka mengalami luka kecil itu adalah hal yang sangat berbahaya bagi mereka karena dibutuhkan waktu yang lama untuk menghentikan pendarahan tersebut tidak seperti orang normal pada umumnya. Penyakit ini diturunkan oleh ibu karena berkaitan dengan kromosom X yang diturunkan oleh ibu jadi sangat tidak mungkin akan diturunkan oleh ayah. Namun ironisnya banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kelainan ini dan penyakit ini bersifat genetic dan tidak bisa disembuhkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya