3 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Move On Setelah Putus Cinta

Para pakar melakukan penelitian terhadap tiga strategi move on yang dianggap efektif mengatasi masalah putus cinta

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Apr 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 22:00 WIB
Sedang Ingin Move On? Ketahui 5 Fase Patah Hati Ini
Move on dari sebuah hubungan yang telah terjalin sekian lama dapat menjadi sebuah proses yang rumit. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Putus cinta adalah sebuah hal yang berat bagi mereka yang tidak terlatih patah hati. Apalagi, jika mantan kekasih Anda berada dalam lingkaran sosial yang dekat.

Namun, bukan berarti Anda tidak bisa move-on. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Experimental Psychology: General menemukan sebuah strategi yang mungkin bisa mengatasi masalah putus cinta yang dialami.

Melansir Men's Health Australia pada Senin (1/4/2019), para peneliti melakukan studi terhadap 24 orang yang mengalami patah hati berusia 20 sampa 37 tahun. Mereka melihat bagaimana para peserta mengatasi masalah dengan strategi kognitif yang diberikan peneliti.

Rata-rata, para partisipan telah menjalin hubungan selama 2,5 tahun. Beberapa mengaku ditinggalkan, yang lain memutuskannya dan masih merasa kesal. Yang lain mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki perasaan rindu pada sang mantan.

Dalam tes pertama, para peneliti meminta peserta untuk berpikir hal negatif yang ada pada mantan kekasihnya. Partisipan kemudian diminta untuk menyoroti hal-hal buruk yang muncul dalam pikiran mereka. Sementara, pada tes kedua, peserta mendapatkan pesan dan diminta untuk ikhlas dan menerima perasaan tersebut. Mereka juga diminta mengakui bahwa apa yang dirasakannya adalah hal yang wajar. 

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Mana yang paling efektif?

Patah hati (iStock)
Move on dari sebuah hubungan yang telah terjalin sekian lama dapat menjadi sebuah proses yang rumit. (iStockphoto)

Pada strategi ketiga, para peserta mendapatkan alat pengalih perhatian untuk meringankan rasa sakit akibat putus cinta. Mereka diminta memikirkan hal-hal positif yang tidak terkait dengan mantan, sembari diberikan makanan yang mengalihkan perasaan dari sakit hati. Pada peserta kontrol, mereka tidak melakukan strategi move-on apapun.

Para ilmuwan lalu menunjukkan peserta dengan gambar mantan. Mereka juga diminta menggunakan elektroda di kepala mereka untuk mengukur reaksi emosional terhadap foto ditambah dengan pertanyaan tambahan.

Hasilnya menunjukkan, semua strategi memang membantu mengurangi respon emosional dibandingkan yang tidak melakukan apapun. Namun, berpikiran negatif tentang mantan menurunkan rasa cinta meskipun berdampak pada kesejahteraan emosional dalam jangka pendek.

Di sisi lain, mengalihkan perhatian adalah cara yang paling efektif. Namun, ini tidak membuat perasaan terhadap mantan kekasih segera menghilang.

"Mengalihkan perhatian adalah bentuk penghindaran yang terbukti mengurangi manfaat pemulihan akibat putus cinta," kata kepala Neurocognition of Emotion and Motivation Lab di University of Missiouri, St. Louis, Amerika Serikat, Sandra Langeslag yang merupakan rekan penulisan studi.

Langeslag mengatakan, cinta tidak seperti suatu saklar yang bisa hidup atua mati. Untuk membuat sebuah perubahan jangka panjang, Anda harus mengatur perasaan cinta secara teratur.

Yang pasti, Langeslag mengatakan bahwa tiga strategi itu bisa membantu orang untuk move-on. "Dan pengingat mantan pasangan dalam kehidupan nyata serta di media sosial." kata Langeslag.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya