Liputan6.com, Austria Air Susu Ibu (ASI) lazim keluar dari puting payudara usai melahirkan. Namun, kondisi langka menyebabkan ASI wanita asal Austria ini keluar dari organ intim tepatnya di vulva.
Usai melahirkan anak kedua, wanita ini mengalami sakit parah di sisi kanan vulva. Vulva adalah organ seksual eksternal wanita berupa area yang mengelilingi lubang kencing (urethra opening) dan vagina.
Advertisement
Baca Juga
Setelah diperiksa, dokter melihat wanita ini mengalami banyak pembengkakan di daerah organ intim. Semula dokter berpikir mungkin wanita tersebut mengalami abses (infeksi akibat bakteri).
Selang empat hari setelah melahirkan, wanita itu mengalami pembengkakan di kedua sisi vulva dan melihat keluarnya cairan "putih susu" dari area tersebut. Ia mengaku, kondisi bengkak pada vulvanya pernah terjadi usai ia melahirkan anak pertamanya.Â
Melansir laman Live Science, Kamis (13/6/2019), ginekolog Richard Mayer dari Departemen Ginekologi, Obstetri dan Endokrinologi Ginekologi di Kepler University Hospital menduga wanita yang identitasnya sengaja dirahasiakan ini memiliki jaringan payudara ektopik. Apa itu?
"Maksudnya jaringan payudara ektopik atau jaringan payudara yang ditemukan di bagian tubuh lain di luar payudara (bisa ditemukan di organ intim). Dan cairan putih yang keluar dari jaringan itu adalah ASI," jelas Mayer.
Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Jahitan Dibuka
Dokter kemudian melakukan USG di area vulva terlihat jaringan yang terbentuk tampak seperti jaringan payudara. Tampak sisi kanan vulva sangat bengkak dan sakit karena ada jahitan yang menutupi untuk keluarnya ASI.
Setelah jahitan ini dibuka, rasa sakit wanita ini segera mereda, menurut laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology pada 11 Juni 2019. Mayer belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya.
Dari jurnal berjudul Postpartum Galactostasis of the Vulva in a Case of Bilateral Lactating Ectopic Breast Tissue, sekitar 1 hingga 5 persen bayi perempuan lahir dengan jaringan payudara ektopik. Namun, sangat langka ditemukan jaringan ini di vulva.
Secara umum, jaringan payudara ektopik bisa terbentuk di area ketiak. Dalam beberapa kasus, wanita yang memiliki jaringan payudara ektopik dilengkapi puting atau areola (area berpigmen di sekitar puting).
Dalam kasus lain, jaringan payudara ektopik sendiri hadir tanpa puting susu atau areola. Pada kondisi ini biasanya didiagnosis saat kehamilan. Ini lebih mudah dideteksi.
Pada kasus lain, wanita dapat didiagnosis jika jaringan payudara ektopik berubah menjadi tumor ganas.
Advertisement
Jaringan Bisa Dihilangkan
Mayer menjelaskan, tidak ada pedoman khusus untuk merawat jaringan payudara ektopik. Namun, jaringan itu bisa dihilangkan karena menyebabkan ketidaknyamanan, menurut studi 2014 tentang jaringan payudara ektopik yang terbit di American Journal of Roentgenology.
Pada kasus wanita yang punya jaringan payudara ektopik, rasa sakit karena pembengkakan dan sekresi ASI berkurang selama dua minggu berikutnya. Ia dapat melanjutkan menyusui secara normal.
Mengingat jaringan payudara ektopik dapat menjadi kanker, Mayer merekomendasikan, wanita tersebut mempertimbangkan untuk menjalani pembedahan.