Liputan6.com, Jakarta - Momen menyusui merupakan fase penting dalam kehidupan seorang ibu. Bagi ibu menyusui, perhatian terhadap kesehatan diri sendiri sering kali terabaikan karena fokus utama tertuju pada bayi.Â
Padahal, kesehatan fisik dan mental ibu sangat berperan dalam menentukan kualitas ASI yang diberikan kepada si kecil.Â
Baca Juga
Memberikan ASIÂ eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi terbukti memberikan nutrisi terbaik, melindungi dari infeksi seperti diare dan gangguan saluran pernapasan, serta mendukung perkembangan otak.Â
Advertisement
Tak hanya bermanfaat untuk bayi, proses menyusui juga memberikan banyak manfaat kesehatan bagi ibu menyusui, seperti penurunan berat badan pasca melahirkan, perlindungan dari risiko penyakit kronis, dan peningkatan kesehatan mental.Â
Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, FESICOG, merawat diri selama menyusui sama pentingnya dengan saat hamil. Ibu yang sehat akan mampu memproduksi ASI berkualitas tinggi yang sangat dibutuhkan bayi.Â
Namun, masih banyak ibu yang terlalu fokus pada kebutuhan bayi hingga mengabaikan asupan nutrisi, waktu istirahat, dan kondisi emosional diri sendiri.Â
"Ibu menyusui sering kali hanya memikirkan makan bayi dan perawatan harian, tapi lupa bahwa tubuh mereka juga butuh perhatian. Padahal, agar bisa menghasilkan ASI optimal, ibu juga harus sehat," ujar dr. Dara dalam diskusi 'Siapa Takut Jadi Ibu!' di Jakarta belum lama ini.
Fenomena ini umum terjadi. Banyak ibu menyusui hanya fokus pada perawatan luar seperti kulit dan rambut, sementara kebutuhan dasar seperti nutrisi seimbang, tidur cukup, dan keseimbangan emosi justru terlupakan.Â
"Padahal, kualitas ASI sangat dipengaruhi oleh kondisi tubuh dan mental ibu," tambahnya.Â
Â
Nutrisi Seimbang Dukung Produksi ASIÂ
Untuk mendukung kesehatan ibu menyusui, mencukupi kebutuhan gizi harian sangat penting.Â
Kini tersedia berbagai jenis susu yang diformulasikan khusus untuk ibu menyusui, mengandung mikronutrien penting seperti kalsium, vitamin D, dan zat besi.Â
Mikronutrien ini bermanfaat untuk menjaga kekuatan tulang dan kualitas ASI."Kadang ibu menyusui malas makan karena lelah. Susu cair bisa menjadi solusi praktis, karena sudah dilengkapi dengan nutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh," jelas dr. Dara.
Kesehatan ibu menyusui berdampak langsung pada tumbuh kembang bayi. ASI berkualitas hanya bisa dihasilkan oleh ibu yang sehat, baik secara fisik maupun mental.Â
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu menyusui untuk memperhatikan pola makan, mencukupi kebutuhan cairan, tidur cukup, serta melakukan aktivitas yang menyenangkan demi menjaga suasana hati."Bayi yang sehat lahir dari ibu yang sehat pula.
Jadi, penting bagi ibu menyusui untuk tetap menjaga keseimbangan diri, meskipun sedang sibuk mengurus bayi," ujar dr. Dara.Susu khusus ibu menyusui yang diperkaya dengan mikronutrien bisa menjadi pilihan praktis untuk menunjang nutrisi harian.Â
Selain itu, konsumsi sayur, buah, protein, dan cukup air putih tetap perlu diprioritaskan demi produksi ASI yang optimal.Â
Â
Advertisement
Istirahat Cukup Penting bagi Ibu Menyusui
Kurangnya waktu tidur dapat menurunkan hormon yang berperan dalam produksi ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui sebaiknya mengatur waktu istirahat sebaik mungkin.Â
Meminta bantuan pasangan atau keluarga dalam mengasuh bayi bisa menjadi solusi agar ibu memiliki waktu untuk beristirahat.Meski aktivitas berat sebaiknya dihindari, ibu menyusui tetap dianjurkan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan santai atau yoga ringan untuk meningkatkan mood dan mengurangi stres.Â
Hal terpenting adalah mendengarkan tubuh dan beristirahat saat merasa lelah.
Â
Kesehatan Mental: Dukungan Penting untuk Ibu Menyusui
Selain kesehatan fisik, kesehatan mental ibu menyusui juga sangat penting untuk diperhatikan.Â
Stres, kecemasan, bahkan depresi pascamelahirkan dapat mempengaruhi produksi ASI serta hubungan emosional ibu dengan bayi.Â
Karena itu, sangat penting bagi ibu menyusui untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri dan melakukan aktivitas yang menyenangkan guna menjaga keseimbangan emosional.Â
Psikolog keluarga, Samanta Elsener, mengatakan, perjalanan menjadi ibu sering kali dibayangi berbagai tantangan yang jarang dibicarakan secara terbuka.Â
Banyak perempuan merasa perlu menyembunyikan emosinya karena tekanan sosial. Padahal, rasa takut atau ketidaksiapan menjadi ibu adalah hal yang wajar dan manusiawi.Â
"Yang dibutuhkan adalah ruang untuk memproses perasaan itu secara jujur dan tanpa penilaian. Kehamilan seharusnya dijalani dengan kesadaran penuh, bukan dalam kesendirian. Karena itu, penting bagi lingkungan sekitar untuk hadir dengan empati dan dukungan," ujarnya,
Advertisement
