Bom Era Perang Dunia I Meledak, Remaja 18 Tahun Kehilangan Jari

Temuan bom era Perang Dunia I meledak membuat remaja 18 tahun kehilangan jari.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Jul 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 19:00 WIB
Bom Era Perang Dunia II
Bom Perang Dunia II meledak di bawah tanah dan menghasilkan hasil seperti ini di lapangan di Jerman. (BORIS ROESSLER / AFP)

Liputan6.com, Prancis - Bukannya berakhir menyenangkan, bom era Perang Dunia Pertama yang ditemukan remaja 18 tahun justru meledak. Kondisi ini membuat dirinya harus kehilangan jari.

Paul Aiden termasuk remaja yang fanatik sejarah dan hobi berburu harta karun. Ketika asyik berburu koin kuno di hutan dekat rumahnya di Metz, Prancis pada awal Juli 2019. Tiba-tiba detektor (alat pendeteksi) keberadaan logam mulai berbunyi.

Ia mengira telah mendapatkan lokasi koin emas kuno. Lantas Paul mulai menggali. Ia membersihkan semak belukar dan menggali, sesaat sebelum ledakan besar membuatnya terbang, terpental ke belakang.

"Rasanya (saat menggali) aku mungkin telah memicu detonator bom era Perang Dunia I. Tapi ya sudah terlambat. Meskipun sudah lebih dari 100 tahun, bom itu rupanya meledak," ujar Paul, dikutip dari Mail Online, Selasa (9/7/2019), setelah menyadari apa yang dialaminya.

Ia kehilangan jari telunjuk di tangan kiri. Sekitar 50 potong pecahan bom menembus dada dan lengannya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Penuh Darah

Ilustrasi darah
Tubuh Paul penuh darah. (iStock)

Walaupun ledakan itu membuat Paul kehilangan jari, ia bersyukur masih hidup. Setelah terpental dan masih dalam kondisi sadar, ia tertatih-tatih kembali ke rumah.

Melihat kondisi Paul yang penuh darah, orangtuanya segera memanggil ambulans.

"Aku sangat beruntung masih hidup karena jika pecahan bom itu meledak lebih tinggi 6 cm lagi, itu akan mengenai wajahku dan aku akan mati. Itu sangat gila karena aku merasa seperti kembali ke tahun 1914," Paul melanjutkan.

 

Cangkok Kulit

Gigit jari kuku
Jari yang terputus ditangani dengan cangkok kulit. (iStockphoto)

Selagi tubuh Paul berdarah sesaat setelah terpental, awalnya ia merasa sangat terkejut karena tidak tahu apa yang terjadi. Ia melihat tubuhnya berdarah, terutama di bagian dada. Sebagian besar jari telunjuk di tangan kiri hilang.

Ia pun dioperasi selama satu jam. Ahli bedah berhasil mengangkat sekitar 50 pecahan bom. Jari telunjuknya yang hilang pun ditangani dengan cangkok kulit.

Meski sudah terluka, Paul rupanya tetap akan meneruskan hobi berburu harta karun. Hobi tersebut bermula sejak ia menemukan detonator bom French Mle 1915 Impact.

"Aku akan terus mendeteksi logam sepanjang hidup. Aku tidak akan membiarkan beberapa bom era Perang Dunia Pertama ini menghentikan langkahku berburu harta karun," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya