Liputan6.com, Shropshire - Serangan bom di barak militer Tern Hill, Shropshire, Inggris pada 20 Februari 1989, tercatat sebagai salah satu teror dari kelompok Irish Republican Army (IRA) atau Kelompok Tentara Republik Irlandia (IRA) di daratan Inggris.
Serangan dua anggota IRA menargetkan Batalyon 2 Resimen Parasut pada dini hari waktu setempat.
Kopral Alan Norris yang sedang bertugas saat itu, dengan jeli mengamati dua pria bertindak mencurigakan. Ia segera memberi peringatan untuk mengevakuasi barak, sesaat sebelum dua bom meledak.
Advertisement
Para pengebom melarikan diri dengan mobil curian, yang kemudian ditemukan sekitar 10 mil dari barak. Ketika mencoba menghadang mereka, Kopral Norris melepaskan tembakan dari senapan serbunya, tetapi tidak mengenai sasaran.
Para pelaku meninggalkan sebuah tas olahraga yang ternyata berisi bom ketiga yang gagal mereka ledakkan.
Meski ledakan terjadi, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Aksi cepat Kopral Norris mendapat pujian dari Sersan Mayor Bob Powell. "Dia berhasil mengevakuasi seluruh penghuni barak sebelum ledakan terjadi. Jika dia tidak bertindak cepat, kemungkinan besar ada korban jiwa," ujar Powell kepada wartawan seperti yang dikutip dari BBC On This Day Kamis, (20/2/2025)
Di sisi lain, kekacauan meluas hingga ke pemukiman warga. Seorang penduduk bernama Brian Fleet yang tinggal sekitar satu mil dari barak terbangun karena suara ketukan keras di pintunya pada tengah malam. Awalnya, ia mengira ada kecelakaan lalu lintas, tetapi ketika melihat seorang pria bersenjata dengan aksen Irlandia, ia memutuskan untuk tidak membukakan pintu.
Pria bersenjata tersebut kemudian menerobos masuk ke rumah lain dan mencuri mobil Ford Montego setelah mengancam akan menembak istri pemilik rumah. Mobil itu akhirnya ditemukan dalam keadaan ditinggalkan pada malam harinya.
Dampak dan Investigasi Serangan
Serangan ini memicu pertanyaan besar mengenai tingkat keamanan di barak militer. Sebelumnya, pada Desember tahun yang sama, polisi telah menggerebek sebuah apartemen di Clapham, London Selatan, yang berfungsi sebagai pabrik bom IRA. Dalam penggerebekan itu, ditemukan berbagai jenis senjata dan bahan peledak semtex.
Dari temuan ini, polisi menyimpulkan bahwa IRA telah merencanakan serangan lebih besar di daratan Inggris. Dua pria diidentifikasi sebagai tersangka utama, salah satunya adalah Patrick Sheehy, seorang buruh asal County Limerick, Republik Irlandia. Ia juga diduga kuat menjadi dalang di balik serangan di Tern Hill.
Kampanye pengeboman kelompok IRA di daratan Inggris sudah berlangsung sejak Agustus 1988 dengan serangan terhadap Barak Inglis di Mill Hill, London Utara, yang menewaskan satu orang. Serangan ini kemudian berlanjut ke Tern Hill dan ke Deal pada September 1989 yang menewaskan 11 anggota band marinir kerajaan.
Patrick Sheehy diduga terlibat dalam berbagai aksi ini, termasuk ledakan di Bursa Saham London dan Carlton Club. Namun, sepak terjangnya berakhir tragis. Ia ditemukan tewas setelah diduga bunuh diri di Kota Nenagh, County Tipperary, pada malam Tahun Baru 1990.
Menurut laporan, Sheehy mulai berselisih dengan pimpinan IRA dan mengalami depresi setelah tiga tahun dalam pelarian. Meskipun tetap setia pada perjuangan IRA, ia menjadi terlalu dikenal oleh polisi, sehingga sulit untuk terus beroperasi.
Penyelidikan resmi kemudian mengonfirmasi bahwa Sheehy meninggal akibat bunuh diri, menandai akhir dari salah satu tokoh utama dalam kampanye bom IRA di daratan Inggris. Serangan ini meninggalkan dampak besar terhadap kebijakan keamanan Inggris serta strategi IRA dalam melancarkan serangan berikutnya.
Advertisement
