Liputan6.com, Jakarta "Saya banyak membuka diri (menjalankan kepemimpinan di Badan Pengawas Obat dan Makanan/BPOM). Saya banyak berbicara dengan pelaku usaha, industri jamu, dan komplen-komplen yang masuk. Itu semua memberikan saya inspirasi. Apa yang saya lakukan, saya selalu menyampaikan kepada jajaran. Bahwa apabila kita tidak tahu suatu masalah, maka banyaklah berbicara dengan orang."
Ungkapan pembangun semangat tersebut disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito dalam sesi Dialog Kinerja 3 Tahun Badan POM di Kantor BPOM, Jakarta pada Senin, 22 Juli 2019.
Advertisement
Lebih banyak berkomunikasi dan berdialog dengan berbagai stakeholder merupakan kunci yang terus dijalankan Penny. Hal itu bermula dari ketidaktahuannya saat harus pertama kali menjadi bagian dari BPOM.
Penny menuturkan, sebelum berkiprah di BPOM, ia sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Badan Biroktrat Perencanaan Pembangunan. Ia selalu ditempatkan di tempat-tempat kinerja sulit, yang mana latar belakang Penny dari teknik sipil (environmental engineering).
"Awalnya, saya diberikan tanggung jawab di suatu tempat yang unknown (di BPOM). Satu tempat yang tidak saya tahu. Tapi saya sudah dididik selama 25 tahun sebelum saya masuk ke BPOM. Saya sebagai CPNS di Badan Biroktrat Perencanaan Pembangunan," tutur Penny, ditulis Rabu (24/7/2019). "Saya ditaruh (di tempatkan) di tempat-tempat yang basah (sulit). Justru itu menempa saya (menjadi kuat)."
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Salurkan Pemikiran Lewat Menulis Buku
Lima tahun terakhir, sebelum ditempatkan di BPOM pada tahun 2016, Penny mengalami masa-masa sulit. Baginya, masa-masa paling sulit yang ia alami sebagai seorang birokat yang mana mempunyai semangat menggebu untuk memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini, tapi tidak diberikan kesempatan yang tepat.
Di tengah masa-masa sulit tersebut, Penny menyalurkan pemikirannya lewat menulis buku. Buku berjudul "Membumikan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik: Tantangan Berdemokrasi ke Depan" berhasil ia selesaikan pada tahun 2015. "Saya menyelesaikan dua tahun untuk menulis. Saya ingin bersuara sehingga saya (harus) menulis," Penny melanjutkan.
Pesan utama yang Penny sampaikan lewat buku miliknya, yaitu pemerintahan terbuka yang responsif dan bermitra akan memberikan ruang kepaada masyarakat untuk memgambil keputusan publik. Keputusan publik terbaik hanya dihasilkan dari keterlibatan elemen masyarakat.
Pada akhirnya, pemerintahan yang terbuka dan berdasar pada kepentingan publik akan mendapatkan seluruh kepercayaan dari komponen masyarakat. Keberhasilan setiap program pembangunan pun akan tercapai.
Advertisement
Pijakan Lakukan Perubahan di BPOM
Pemikiran Penny yang ia salurkan lewat buku miliknya menjadi pijakan dirinya menjalankan kepemimpinan sebagai kepala BPOM. Ia melakukan perubahan dan transformasi di BPOM. Tak ayal, publik melihat inovasi BPOM yang semakin kreatif dan maju dalam hal pengawasan obat dan makanan.
"Ternyata pemikiran ini bagian diri saya. Esensi saya mulai melakukan perubahan di BPOM. Itulah yang saya lakukan," tambah Penny.
Di tangan Penny, BPOM ada untuk mencapai kemajuan bahwa negara hadir untuk melayani dan melindungi masyarakat dalam bidang pengawasan obat dan makanan. Menjadikan BPOM sebagai pelayanan publik terbaik.
Pengawasan obat dan makanan harus kita hadirkan di titik wilayah seluruh Nusantara. Bahkan BPOM hadir di titik-titik perbatasan, seperti di Kalimantan Utara (Kaltara)--Indonesia dengan Malaysia--dan perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
Kehadiran ini membuka BPOM lebih terbuka untuk bermitra dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Upaya berkomunikasi dan berdialog dengan seluruh stakeholder dari pegawasan obat dan makanan dilakukan.
"Dan itu sebenarnya yang saya lakukan. Saat tangan saya ulurkan (banyak bertanya dan berdialog) dengan ketidaktahuan tentang pengawasan obat dan makanan secara spesifik dan teknik di kepemimpinan, saya menerima banyak masukan," Penny menerangkan.
Ambil Keputusan Terbaik
Ketika berbicara dan berdialog dengan berbagai stakeholder, Penny menerangkan, keputusan terbaik dapat dihasilkan. Keputusan yang dihasilkan akan memberikan kontribusi besar bagi publik.
"Keputusan yang diambil untuk kepentingaan semua pihak. Kita bias memgambil suatu keputusan publik yang terbaik dengan terbuka saat berdialog. Ini dilakukan karena kita birokrat di dalam publik," terangnya.
Artinya, keputusan yang diambil Penny beserta jajaran dan stakeholder terkait harus menjadi keputusan yang baik untuk semua pihak. Inilah perubahan mindset (pemikiran) yang dihadirkan Penny.
Advertisement