Wanita dengan Kondisi Ini Tidak Boleh Minum Obat Hormon Pengendali Siklus Menstruasi

Ada orang-orang tertentu yang tidak boleh mengonsumsi obat hormon pengendali siklus mensrruasi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 07 Agu 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2019, 11:00 WIB
Menstruasi
Orang tertentu yang tidak boleh minum obat hormon pengendali seks menstruasi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Obat hormon pengendali siklus menstruasi tidak boleh digunakan pada sembarang orang. Ada beberapa orang tertentu yang harus menghindari obat hormon tersebut.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan, M. Ilhamy Setyahadi menyampaikan orang yang punya riwayat seperti asma dan kelainan jantung harus menghindari obat hormon siklus pengendali siklus menstruasi.

"Orang yang punya kelainan ginjal dan hati serta penyakit pemberat (kanker) tidak boleh diberikan obat hormon juga," kata Ilham saat Live Streaming Radio Kesehatan, Kementerian Kesehatan, ditulis Rabu (7/8/2019).

Hormon yang digunakan mengendalikan siklus menstruasi adalah progesteron. Hormon ini yang paling berperan dalam siklus menstruasi. Wanita bisa menunda atau memajukan siklus menstruasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat beribadah haji dan bepergian jauh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Keganasan Makin Bertambah

20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto
Keganasan kanker makin bertambah saat dipicu obat hormon pengendali siklus menstruasi. (iStockphoto)

Ilham mencontohkan, pasien yang punya riwayat kanker atau sedang menjalankan perawatan kanker memang harus menghindari obat hormon pengendali siklus menstruasi. Konsumsi hormon tersebut akan memperparah keganasan tumor.

"Setelah dilakukan pengujian, obat hormon bisa memengaruhi keganasan tumor. Keganasan makin bertambah," lanjut dokter yang berpraktik di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta itu.

Wanita punya riwayat kanker pun tidak ada pilihan obat pengendali hormon lain. Mereka tidak bisa mengendalikan siklus menstruasi dengan obat hormon bila ingin bepergian.

"Ya, regulasinya diobati dulu sampai dinilai keganasannya sembuh total. Atau, kami biasanya melakukan pemeriksaan sepenuhnya. Kalau pasien sedang menjalani terapi kanker, itu diteliti dulu, apakah terapi yang dilakukan membuat efek obat hormon aman dikonsumsi," Ilham menjelaskan.

Obat hormon ini diminum dalam bentuk pil. Saat mengonsumi obat, pasien harus dipantau terus dengan dokter. Hal ini bertujuan hasil yang diinginkan tercapai.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya