Tak Cuma Kesepian, Orang dengan Gangguan Pendengaran Rentan Demensia

Demensia dan kesepian juga dialami orang dengan gangguan pendengaran

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2019, 08:00 WIB
Gangguan Pendengaran
Gangguan Pendengaran, Kuping, Pendengaran Rusak (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan pendengaran bisa berimbas pada hubungan sosial seseorang akibat sulitnya mereka berinteraksi dengan sekitar.

Ahli gangguan pendengaran dan direktur perusahaan alat bantu dengar Starkey Hearing Technologies, Manfred Sotifl, mengatakan bahwa kondisi tersebut akhirnya mendorong orang-orang dengan gangguan pendengaran menjadi lebih mudah merasa kesepian. 

"Ketika seseorang sudah merasa kesepian, bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik akan cukup besar," kata Manfred di Jakarta baru-baru ini. 

Judy Grobstein, pengajar dan pelatih pendengaran menambahkan bahwa gangguan pendengaran pun akan berdampak dengan kepribadian seseorang.

"Dengan gangguan pendengaran, orang akan cenderung menutup diri dan merasa terkucilkan dari lingkungan sekitar," ujar Manfred.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Orang dengan Gangguan Pendengaran Berisiko Demensia

Gangguan Pendengaran
Orang dengan gangguan pendengaran berisiko untuk kesepian dan mengalami demensia (Foto: Dokumen Peluncuran Livio AI/Istimewa)

Gangguan pendengaran ternyata juga dapat memicu munculnya gangguan lain seperti demensia.

Demensia adalah kondisi saat seseorang mulai mengalami penurunan fungsi otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir.

"Gangguan pendengaran tidak hanya terfokus pada seberapa berat gangguannya, tetapi seberapa lama gangguan pendengaran itu sudah terjadi," kata Stoifl.

Dalam konferensi pers peluncuran alat bantu dengar Livio AI, Senin, 16 September 2019, Stoifl menjelaskan bahwa ketika seseorang mengalami gangguan pendengaran yang cukup lama, otak akan beradaptasi dan tidak terbiasa untuk tidak mendengar.

Ketika mendengar sesuatu, otak akan memproses untuk mengerti apa yang dimaksudkan. Semakin banyak suara yang Anda dengar, semakin sering Anda berusaha memahami suara tersebut.

Oleh sebab itu, jika ada suara baru yang masuk, otak belum tentu bisa mengerti suara itu. Hal tersebut yang membuat seseorang dengan gangguan pendengaran memiliki risiko demensia yang lebih tinggi.

"Telinga belajar mendengar dan mengidentifikasi suara secara natural. Kalau kita tidak mendengar suara-suara lagi, maka apa yang pernah kita dengar akan terlupakan dan otak menjadi tidak berfungsi," jelas Stoifl.

Kondisi tersebut membuat otak tidak terlatih lagi dan apa yang sudah dipelajari bisa menghilang. Salah satu penelitian juga membuktikan bahwa orang dengan gangguan pendengaran berisiko 3 kali lipat lebih mudah untuk terjatuh.

Penulis: Diviya Agatha

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya