4 dari 100 Orang Indonesia Butuh Alat Bantu Dengar, Hindari Pemakaian Earphone Berlebihan

Tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Pendengaran Sedunia, peringatan penting untuk meningkatkan kesadaran global akan gangguan pendengaran dan mendorong pencegahan dini. Lebih dari 1 miliar anak muda terancam gangguan pendengaran permanen!

oleh Tim Disabilitas Diperbarui 05 Mar 2025, 12:27 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 12:27 WIB
Apple
Paparan suara bising secara terus-menerus merupakan salah satu penyebab utama gangguan pendengaran. (sumber: apple.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Hari Pendengaran Sedunia diperingati setiap tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang gangguan pendengaran, mempromosikan perawatan telinga dan pendengaran yang baik, serta mencegah ketulian dan masalah pendengaran lainnya. Inisiatif ini digagas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan melibatkan berbagai negara serta lembaga mitra untuk mengadakan kegiatan edukasi dan kampanye.

Tema Hari Pendengaran Sedunia 2025 adalah  Changing Mindsets: Empower Yourself! Make Ear and Hearing Care a Reality for All!  Tema ini menekankan pentingnya mengubah persepsi negatif seputar gangguan pendengaran dan mendorong tindakan proaktif dalam menjaga kesehatan pendengaran. Di Indonesia, tema nasionalnya adalah 'Cegah Gangguan Pendengaran, Ayo Peduli', selaras dengan komitmen global Sound Hearing 2030.

Berdasarkan data WHO, sekitar 1,57 miliar orang di dunia mengalami gangguan pendengaran, menjadikannya penyebab disabilitas terbesar ketiga. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, sehingga upaya pencegahan dan perawatan dini sangat penting. Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, menekankan pentingnya kesadaran akan risiko gangguan pendengaran permanen akibat penggunaan earphone/headphone dengan volume tinggi.

Promosi 1

Masalah Pendengaran Butuh Perhatian Serius

Gangguan pendengaran merupakan masalah kesehatan global yang signifikan. WHO mencatat lebih dari 1,5 miliar orang di dunia hidup dengan gangguan pendengaran. Ini bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga berdampak luas pada ekonomi dan sosial masyarakat.

Di Indonesia, prevalensi disabilitas pendengaran pada usia ≥1 tahun sebesar 0,4 persen, dengan proporsi pengguna alat bantu dengar mencapai 4,1 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masalah gangguan pendengaran di Indonesia cukup tinggi dan membutuhkan perhatian serius.

“Artinya, 4 dari 100 orang di Indonesia adalah pengguna alat bantu dengar. Ini menunjukkan bahwa angka disabilitas akibat gangguan pendengaran cukup tinggi di Indonesia,” jelas dr. Yudhi. 

Hari Pendengaran Sedunia bertujuan untuk mendorong tindakan kolektif dalam mengatasi masalah gangguan pendengaran. Dengan meningkatkan kesadaran dan edukasi, diharapkan lebih banyak orang dapat mencegah dan mengatasi masalah ini sejak dini.

Penyebab Gangguan Pendengaran

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, mulai dari faktor genetik hingga faktor lingkungan. Paparan suara bising secara terus-menerus merupakan salah satu penyebab utama gangguan pendengaran.

Selain itu, infeksi telinga, penuaan, dan beberapa penyakit tertentu juga dapat memicu gangguan pendengaran. Penting untuk mengenali faktor-faktor risiko ini agar dapat melakukan pencegahan yang tepat.

Pencegahan dini sangat penting untuk mengurangi dampak gangguan pendengaran. Dengan menjaga kesehatan telinga dan menghindari paparan suara bising yang berlebihan, kita dapat mengurangi risiko mengalami gangguan pendengaran.

Efek Penggunaan Earphone, Bahaya yang Sering Disepelekan

Penggunaan earphone/headphone dengan volume tinggi dalam jangka waktu lama sangat berbahaya bagi kesehatan pendengaran. Suara yang terlalu keras dapat merusak sel-sel rambut di telinga dalam yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal suara ke otak.

Kerusakan sel-sel rambut ini bersifat permanen dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, bahkan ketulian. Oleh karena itu, penting untuk membatasi penggunaan earphone/headphone dan mengatur volume pada tingkat yang aman.

Lebih dari 1 miliar orang dewasa muda berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen akibat kebiasaan mendengarkan suara dengan volume tinggi dalam jangka waktu lama, menurut dr. Yudhi Pramono. "Diperlukan investasi tambahan sebesar 1,4 USD per orang per tahun untuk memastikan akses layanan kesehatan pendengaran dan telinga yang optimal," tambahnya.

Langkah Sederhana Menjaga Kesehatan Telinga

  • Hindari paparan suara bising yang berlebihan.
  • Atur volume earphone/headphone pada tingkat yang aman.
  • Bersihkan telinga secara teratur dengan cara yang tepat.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan telinga secara berkala.
  • Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gangguan pendengaran.

Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana ini, upaya mencegah masalah pendengaran di masa mendatang dapat dioptimalkan. Penting untuk mengingat bahwa menjaga kesehatan pendengaran adalah investasi jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya