Liputan6.com, Kepulauan Aru Seluruh warga Kepulauan Aru, Maluku, serius mengikuti latihan evakuasi gempa dan tsunami lewat nyanyian. Nyanyian tersebut diadaptasi dari lagu "Potong Bebek Angsa".
Latihan evakuasi gempa dan tsunami tersebut tepatnya di Desa Durjela dan Desa Wangel, Kepulauan Aru kemarin (17/11/2019). Sambil bernyanyi riang, mereka memperagakan beberapa gerakan mitigasi praktis saat gempa terjadi.
Misal, menutup kepala dan leher belakang, menunduk dan melindungi diri dengan kursi, sembari bersiap untuk segera keluar ruangan.
Advertisement
"Semua riang dan ikut senang. Apalagi ketika Bupati Kepulauan Aru, Johan Gonga turut hadir di tengah-tengah warga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Senin (18/11/2019).
Dari anak-anak hingga lanjut usia menyanyikan dan memperagakan gerakan perlindungan dan evakuasi gempa dan tsunami. Latihan yang merupakan mitigasi bencana ini dipandu para satgas penanggulangan bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aru.
Kepala desa dan perangkat desa serta tokoh adat lainnya juga ikut berpartisipasi. Sebanyak 109 orang warga Desa Durjela dan 124 warga Desa Wangel turut serta mengikuti pembelajaran evakuasi mandiri gempa dan tsunami yang dibidani oleh Direktorat Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Adaptasi Lagu Potong Bebek Angsa
Latihan evakuasi yang dilakukan warga Kepulauan Aru termasuk penerapan metode baru evakuasi mandiri di Kepulauan Aru. Metode pembelajaran sosialisasi evakuasi mandiri lewat lagu yang dibawakan punya manfaat besar.
"Suasana riang bisa membangkitkan perasaan senang dan gembira. Sehingga apa yang diberikan dapat mudah dipahami dan diingat dalam memori. Hal ini juga akan mencegah ketakutan atau kecemasan berlebihan, yang berujung kepanikan ketika bencana terjadi," Agus menerangkan.
Adapun potongan lirik yang diadaptasi dari lagu daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), berjudul Potong Bebek Angsa, sebagai berikut:
Kalau ada gempa lindungi kepala
Kalau ada gempa ingat BBMK
Jangan Berlari (panik)
Jangan Berisik
Jangan Mendorong
Dan Jangan Kembali
Kegiatan evakuasi mandiri ini rupanya sudah diterapkan di Jepang dan terbukti efektif menghindari kepanikan. Cara ini bisa memudahkan seluruh komponen masyarakat untuk mengevakuasi secara mandiri dengan aman dan terkendali.
Advertisement