Kondisi Psikologis Warga Saat Evakuasi Bencana Bisa Diketahui Lewat Stempel Warna

Penilaian psikologis warga saat evakuasi bencana bisa terlihat menggunakan metode cap stempel warna.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Nov 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2019, 08:00 WIB
BNPB
Warga Kepulauan Aru mengikuti penilaian kondisi psikologis dalam evakuasi dengan konsep Stamp Rally Exercise, kemarin (17/11/2019), yang mana setiap warna menentukan pendampingan tepat. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Kepulauan Aru Melalui cap stempel warna, kondisi psikologis warga saat evakuasi bencana bisa diketahui. Setiap warna mengandung makna yang bisa menentukan pendampingan seperti apa yang diperlukan pada individu. Pendampingan tiap individu berbeda-beda.

Hal tersebut terlihat pada warga Desa Durjela dan Desa Wangel, Kepulauan Aru, Maluku, yang mengikuti penilaian kondisi psikologis dalam evakuasi bencana dengan konsep Stamp Rally Exercise, kemarin (17/11/2019).

Dalam metode ini, warga diminta memberi respons dari pertanyaan yang ada pada selembar kertas.

"Pertanyaan-pertanyaa itu terkait respons saat akan, sedang, dan setelah evakuasi mandiri bencana gempa dan tsunami jika terjadi bencana di wilayahnya. Beberapa pertanyaan wajib dijawab. Tidak ada jawaban mutlak, salah atau benar. Semua tergantung masing-masing individu," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Senin (18/11/2019).

Kemudian hasil jawaban akan diberi cap stempel warna oleh tim penilai sesuai jawaban yang diberikan. Tiga warna stempel menjadi indikator untuk menentukan pola pendampingan yang dibutuhkan masyarakat.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Makna dari Warna Cap Stempel

BNPB
Penilaian kondisi psikologis dalam evakuasi dengan konsep Stamp Rally Exercise, kemarin (17/11/2019) yang dilakukan warga Kepulauan Aru bisa menentukan pendampingan tepat. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Apabila banyak warga yang mendapatkan stempel warna merah, artinya orang yang bersangkutan dinilai sudah memiliki kapasitas dan inisiatif tinggi untuk melakukan evakuasi mandiri, tanpa tergantung dari pemerintah atau masyarakat sekitar. 

Stempel merah merupakan indikator Self Help yakni warga tersebut bisa menolong dirinya sendiri.

Ada juga tipe warga yang lebih banyak mengikuti mayoritas (followers) atau ia akan bergerak sesuai kecenderungan yang dilakukan masyarakat. Mereka yang masuk dalam tipe seperti ini masuk kategori Mutual Help dengan kode stempel warna hijau.

"Selanjutnya, penerima stempel warna biru atau masuk kategori Official Help. Tipe ini artinya mereka yang benar-benar pasif untuk melakukan evakuasi. Ya, walaupun sudah ada arahan atau informasi dari pihak berwenang dan akurat ditambah suara mayoritas yang cukup untuk meyakinkan," Agus menerangkan.

"Pada tipe inilah, warga masih membutuhkan bantuan khusus dari pemerintah maupun aparat lainnya."

Dari tiga jenis cap stempel warna, kita tahu bagaimana intervensi pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan sesuai dengan kriteria dan tipe masyarakatnya. Penilaian kondisi psikologis lewat cap stempel warna termasuk latihan penanggulangan bencana. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya