Liputan6.com, Jakarta Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem imunitas tubuh tidak bisa membedakan sel tubuh dengan dengan sel-sel asing. Kondisi itu menyebabkan daya tahan tubuh menyerang sel-sel normal. Ada sekitar 80 jenis penyakit autoimun yang bisa mempengaruhi berbagai bagian tubuh.
Penyakit paling umum akibat autoimun yang dialami wanita diantaranya:
Baca Juga
- Radang sendi (rheumatoid arthritis): jenis radang yang menyerang sendi.
- Psorias: kondisi yang ditandai dengan munculnya bercak kulit yang tebal dan bersisik.
- Psoriasis arthritis: radang sendi yang menyerang pasien psoriasis.
- Lupus: penyakit yang merusak berbagai bagian tubuh seperti sendi, kulit dan organ.
- Masalah tiroid : termasuk penyakit graves, kondisi di mana tubuh terlalu banyak atau kurang banyak memproduksi hormon tiroid (hipertiroid dan hipotiroid).
Gejala penyakit autoimun pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala berat, ada pula yang ringan.
Advertisement
“Ada berbagai tingkat penyakit autoimun. Gejala yang dialami biasanya berhubungan dengan beberapa faktor, seperti genetik, lingkungan dan kesehatan pribadi,” kata ahli reumatologi Johns Hopkins Arthritis Center, Amerika Serikat, Ana-Maria Orbai.
Meskipun gejala penyakit ini berbeda bagi setiap pasiennya, ada beberapa tanda yang mirip. Dilansir dari situs hopkinsmedicine.org, berikut gejala umum penyakit autoimun:
- Rasa lelah
- Nyeri sendi dan pembengkakan
- Masalah kulit
- Nyeri perut atau masalah pencernaan
- Demam berulang
- Kelenjar membengkak
Sulit Dideteksi
Menurut Orbai, penyakit ini memang sulit terdeteksi bagi banyak perempuan.
“Biasanya tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis penyakit autoimun. Anda harus memiliki gejala tertentu yang dikombinasikan dengan penanda darah tertentu. Dalam kasus tertentu, bahkan biopsi jaringan diperlukan. Jadi tidak dari satu faktor saja,” kata ahli reumatologi itu.
Proses diagnosis juga dipersulit oleh gejalanya yang mirip dengan penyakit lainnya. Orbai mengatakan bahwa perempuan perlu segera ditangani bila ada gejala lain yang muncul.
Misalkan jika Anda biasanya sehat-sehat saja, lalu tiba-tiba merasakan kelelahan atau kekakuan sendi, jangan abaikan gejala tersebut. Konsultasikan dengan dokter tentang gejala tersebut dan lakukan tes untuk mengidentifikasikan apakah terkena penyakit itu atau tidak.
Advertisement
Faktor penyebab penyakit autoimun
Para peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa penyebab penyakit autoimun. Namun ada beberapa teori yang merujuk pada dampak dari daya tahan tubuh yang terlalu aktif setelah terkena infeksi atau cedera.
Menurut Johns Hopkins Medicine, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan angka risiko gangguan autoimun:
Genetik
Beberapa gangguan seperti lupus dan multiple sclerosis atau penyakit sklerosis ganda, biasanya bisa diturunkan.
“Adanya saudara dengan penyakit autoimun meningkatkan risiko Anda. namun itu bukan berarti Anda pasti akan terkena penyakit tersebut,” kata Orbai.
Berat badan
Obesitas dan overweight meningkatkan risiko terkena radang sendi. Hal ini terjadi akibat berat badan yang terlalu membebani sendi atau karena jaringan lemak membuat zat yang mendorong peradangan.
Merokok
Penelitian telah mengaitkan kebiasaan merokok dengan beberapa penyakit autoimun, termasuk lupus, radang sendi, hipertiroidisme dan penyakit sklerosis ganda.
Obat tertentu
“Beberapa obat atau antibiotik bisa menyebabkan lupus yang diinduksi obat, jenis penyakit lupus yang lebih ringan. Kami juga menemukan bahwa beberapa obat spesifik yang digunakan untuk menurunkan kolesterol, yang disebut statin, dapat memicu miopati yang diinduksi statin,” kata Orbai.
Miopati adalah penyakit autoimun yang jarang dan bisa menyebabkan otot untuk melemah. Jadi sebelum mengonsumsi atau berhenti minum obat apapun, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter.
Hormon
Dilansir dari WebMD, perempuan lebih rentan terkena penyakit autoimun. Oleh karena itu, para dokter berpendapat bahwa hormon tertentu bisa menyebabkan gangguan autoimun.
Cara menangani penyakit autoimun
Penyakit lupus, rheumatoid arthritis dan psoriasis arthritis meningkatkan risiko penyakit jantung. Melakukan berbagai aktivitas untuk mencegah penyakit jantung memang baik, khususnya bila Anda sudah memiliki kondisi kesehatan tersebut.
Konsultasikan dengan dokter untuk menemukan cara menjaga kesehatan jantung. Misalkan dengan menjaga tekanan darah dan tingkat kolestrol dalam batasan yang aman. Juga dengan mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara rutin.
Langkah-langkah tersebut bisa membantu mengurangi gejala penyakit autoimun. Namun meluangkan waktu untuk hidup sehat memang sulit, apalagi bagi perempuan yang hidupnya dipenuhi dengan aktivitas serba cepat. Untuk itu, Orbai menekankan kembali bahwa gaya hidup seimbang merupakan kunci menangani penyakit autoimun.
“Penanganan penyakit autoimun membutuhkan komitmen dan akan sulit dilakukan. Namun dengan belajar untuk mendengarkan kebutuhan tubuh dan menangani penyebabnya itu penting. Ini adalah hal yang perlu dilakukan bagi diri sendiri,” kata Orbai.
Penulis : Selma Vandika
Advertisement