Hasto Wardoyo : Di-WA Pacar Bahagianya Melebihi dari Merokok

Salah satu pesan yang disampaikan Hasto Wardoyo saat melakukan kuliah umum di Kendari, Sulawesi Tenggara, tentang bahaya merokok.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Des 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2019, 14:00 WIB
Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, BKKBN, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Sperma
Saat memberikan kuliah umum Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menekankan pentingnya berhenti merokok agar menghasilkan generasi yang unggul. (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Kendari - Banyak wejangan yang diberikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo kepada puluhan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara saat memberikan kuliah umum pada Senin, 23 Desember 2019.

Hasto yang juga bergelar dokter spesialis kandungan dan kebidanan konsultan mengingatkan agar mereka bisa mendorong banyak orang untuk berhenti merokok, terutama pasien-pasien yang menginginkan memiliki seorang anak.

Menurut dia, dampak dari merokok hanya memperburuk kualitas sperma. Ini juga menjadi salah satu penyebab seorang wanita untuk sulit hamil.

"Kalau kita lihat dengan mikroskop, sperma perokok itu gelak-gelok-gelak-gelok, dan yang bergerak itu cuma ekornya. Sedangkan kepalanya, seperti tidak ada semangat buat bergerak," kata Hasto Wardoyo.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Cara Agar Masyarakat Berhenti Merokok

Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, BKKBN, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Sperma
Saat melakukan kunjungan kerja ke Kendari, Sulawesi Tenggara, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memberikan kuliah umum di Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo pada Senin, 23 Desember 2019

Mantan bupati Kulonprogo ini menyadari betul bahwa tidak mudah untuk melakukan itu. Namun, sebagai anak muda, mereka tentu punya banyak cara agar nasehatnya lebih didengar.

"Kalau kita cuma bilang jangan merokok, jangan merokok biar nanti tidak stunting, tidak bakal didengar. Jadi, harus ada dialog yang jalan," katanya.

"Untuk itu, jangan segan-segan membangun logika dengan baik," Hasto Wardoyo melanjutkan.

Misalnya saja dengan menyinggung efek dopamin yang biasa didapat setelah merokok.

Rokok, kata Hasto, setelah dihisap nikotinnya akan menempel di reseptor yang ada di otak perokok, yang nantinya akan mengeluarkan dopamin. Ketika dopamin ini keluar, perokok pun akan merasa gembira, akan tetapi saat dopaminnya hilang, kebahagiaan itu pun sirna.

"Orang lalu merokok lagi, gembira lagi. Kan perokok gembira karena dopamin saja," ujarnya.

 

Bahagia Bisa Didapat Selain dengan Merokok

Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, BKKBN, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Sperma
Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, BKKBN, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Setelah itu, beritahu kepada pasien bahwa dopamin bisa didapat selain dari rokok. Dengan berolahraga, misalkan.

Usai berolahraga, dopamin akan mengucur deras yang membuat pelakunya merasa bahagia.

"Anda ketika sedang stres saat jaga lalu di-WA (WhatsApp) pacarnya dan bilang mau dijemput, dopamin Anda itu akan ngocor semua," katanya.

Bahkan, menurut Hasto orang yang berdoa dengan khusyuk lalu berdzikir sampai menangis, dopamin juga keluar.

"Begitu paginya, Anda langsung ingin berbuat sebaik-baiknya," katanya.

Oleh sebab itu, Hasto Wardoyo berharap para mahasiswa kedokteran di Universitas Halu Oleo mampu mengampanyekan segala sesuatu dengan cara rasional dan berlogika.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya