Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Gonta-Ganti Pasangan Tanpa Pakai Pengaman, Pria Australia Kena Sifilis di Mata

Pria ini terkena sifilis karena sering bergonta-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 31 Des 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2019, 23:00 WIB
Penyakit Mata Glaukoma
Ilustrasi sifilis di mata (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Australia didiagnosis sifilis di matanya setelah mengalami sakit kepala dan rasa sakit di bagian tubuh tersebut. Ternyata, infeksi tersebut sudah menyebar di sistem sarafnya.

Dalam catatan kejadian di BMJ Case Reports, pria 39 tahun ini tidak bisa menggerakkan matanya meski penglihatannya normal. Selain itu, dia juga melaporkan sakit kepala selama tiga minggu.

Dilansir dari Newsweek pada Selasa (31/12/2019), tes menemukan adanya pembengkakan di saraf optiknya. Namun, dokter Jason Yosar dari Sydney Eye Hospital, yang menulis laporan tersebut, juga melihat sesuatu yang tidak biasa.

Tes darah mengungkapkan adanya antibodi untuk bakteri yang menyebabkan sifilis di dalam darahnya. Pasien tersebut didiagnosis dengan neurosifilis.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Sering Gonta-Ganti Pasangan Tanpa Pengaman

Ilustrasi sifilis (iStock)
Ilustrasi sifilis (iStock)

Dokter mengungkapkan bahwa pria ini terlibat dalam "open relationship." Dikabarkan bahwa dia juga sering melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang berbeda-beda. Meski mengalami neurosifilis, pasien tidak mengembangkan kasus lain seperti HIV.

Pasien diberikan antibiotik melalui infus selama dua minggu. Sebulan kemudian, pembengkakan saraf optik di mata kanannya berkurang.

Walaupun pembengkakan mata kirinya sempat memburuk, namun penglihatannya tidak terpengaruh. Tak lama, dia dinyatakan tidak lagi memiliki gejala atau tanda-tanda masalah saraf di matanya.

Dalam laporannya, Yosar mengatakan bahwa diperkirakan hanya ada dua kali kejadian sifilis di mata yang dicatat di jurnal ilmiah.

"Sifilis harus diperhitungkan sebagai diagnosis dalam semua kasus pembengkakan saraf optik, terutama karena pengobatan dini dengan penisilin tetap efektif dengan tingkat kesembuhan tinggi," tulisnya seperti dikutip dari Daily Mail.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya