Sulit Berjalan Tiga Bulan, Otak Pria Ini Terkena Sifilis

Kasus langka ini menunjukkan bahwa sifilis tidak cuma bisa menyerang alat kelamin, tetapi juga otak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Sep 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi Otak
Otak pria ini terkena sifilis (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, infeksi sifilis lebih sering dialami di bagian alat kelamin. Namun, kasus langka ini menunjukkan sesuatu yang berbeda.

Dalam sebuah laporan di British Medical Journal Case Reports (BMJ), seorang pria di India yang tidak diungkap identitasnya itu mengalami infeksi sifilis di otak atau neurosifilis.

Para dokter melaporkan bahwa pria ini tidak bisa berjalan dan berbicara dengan normal selama sekitar tiga bulan. Daily Mail melaporkan bahwa tiga bulan sebelum pengobatan, dia sempat kehilangan koordinasi tubuhnya.

"Mengembangkan getaran dan gerakan mata yang tidak terkendali," catat para dokter seperti dilansir dari New York Post pada Rabu (4/9/2019).

Para dokter juga mengatakan bahwa pria ini menyangkal telah melakukan hubungan seks tanpa kondom atau pernah terkena sifilis sebelumnya. Meskipun mereka menemukan yang sebaliknya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Bisa Disembuhkan

Ilustrasi Otak
Otak pria ini terkena sifilis (iStockPhoto)

Dikutip dari Herald Publicist, pemeriksaan mengungkapkan bahwa otaknya mengalami kerusakan yang parah karena kondisi langka tersebut. Tes MRI menemukan bahwa pria ini positif terkena Treponema pallidum, bakteri penyebab sifilis yang awalnya muncul sebagai luka kecil tanpa rasa sakit.

Pria 50 tahun ini akhirnya diberikan antibiotik selama dua minggu, serta fisioterapi selama tiga bulan sampai benar-benar bisa berjalan lagi.

Dr. Deepti Vibha yang memimpin laporan itu mengatakan bahwa meskipun neurosifilis membuat penderitanya menjadi lemah namun itu bisa disembuhkan.

"Situasi yang mudah diidentifikasi dan dapat diobati," kata Vibha dalam catatan tersebut.

Healthline mencatat bahwa ada lima bentuk neurosifilis: asimptomatik, meningeal, meningovaskular, general paresis, dan tabes dorsalis. Meskipun begitu, dokter dalam kasus ini mengatakan bahwa pria ini tidak masuk kategori manapun dan tidak menunjukkan gejala seperti mual, muntah, atau leher kaku.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya