Terinfeksi Parasit, Ada 'Kulit Telur' di Sekitar Testis Lansia India

Dokter menemukan adanya benda seperti kulit telur di testis lansia India ini

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Jan 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Seorang lansia di India datang ke dokter dengan gejala infeksi saluran kemih dan darah di air seninya. Ternyata, hal itu disebabkan oleh keberadaan 'kulit telur' di sekitar testis-nya.

Dalam sebuah catatan di jurnal BMJ Case Reports, para dokter menulis bahwa testis pria 80 tahun ini membesar dan mengeras. Pemeriksaan menunjukkan adanya sebuah kantung berisi cairan yang mulai mengapur atau mengeras karena endapan kalsium.

Dilansir dari IFLScience pada Senin (13/1/2020), kantung yang disebut hidrokel ini berkembang sebagai respon dari sebuah infeksi. Mereka biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa sembuh dengan sendirinya.

Namun, dalam kejadian yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi seperti pecah, infeksi, hingga seperti apa yang terjadi pada lansia ini, terkalsifikasi atau mengeras yang sesungguhnya jarang terjadi.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Infeksi Cacing Filaria

Testis
Testis yang ukurannya berbeda, salah satu lebih besar ketimbang yang lain bisa menunjukkan adanya masalah. (Foto: iStockphoto)

Para dokter menulis bahwa kemungkinan, hidrokel pria ini disebabkan oleh filariasis. Infeksi ini disebabkan cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Parasit tersebut bisa berkembang menjadi cacing dewasa di pembuluh limfatik dan menyebabkan kerusakan parah serta pembengkakan.

"Elephantiasis (kaki gajah), pembengkakan menyakitkan pada kaki dan organ genital, adalah pertanda umum penyakit stadium akhir," tulis para dokter.

Mereka menambahkan, ada kemungkinan hidrokel tersebut terbentuk dan membesar selama bertahun-tahun karena adanya pembengkakan yang berulang.

Dikutip dari Live Science, tidak diketahui apa yang para dokter lakukan untuk menangani pasien ini. Biasanya, infeksi bisa diobati dengan obat anti-filaria, tapi terkadang, dibutuhkan operasi dan tindakan lain untuk merawat penyakit tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya