Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin atau obat untuk mengatasi infeksi virus corona atau COVID-19. Namun, para peneliti di seluruh dunia terus mencari penawar bagi penyakit ini, termasuk beberapa peneliti di Indonesia.
Salah satunya adalah Dr. Eng Muhamad Sahlan, peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang mengembangkan senyawa propolis asli Indonesia sebagai alternatif pengobatan dan pencegahan COVID-19.
Baca Juga
"Propolis tersebut terbukti memiliki komponen penghambat alami yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal baik terhadap tubuh manusia, maupun sumber daya alam yang tersedia," kata Sahlan dalam keterangan tertulisnya kepada Antara, dikutip Jumat (20/3/2020).
Advertisement
Sahlan mengatakan, senyawa propolis dalam penelitian ini berasal dari Tetragonula biroi aff. Dia mengatakan, propolis memiliki karakteristik yang berbeda tergantung sumber tanaman dan lokasinya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Penelitian Terhadap Propolis Asli Indonesia
Sahlan mengatakan, dalam sebuah studi obat untuk COVID-19, Profesor Yang dari Shanghai Tech University berhasil memetakan struktur protein virus corona penyebab COVID-19, di mana virus ini harus menempel terlebih dahulu pada sel hidup sebelum menyuntikkan struktur genetiknya pada sel tersebut dan berkembang biak.
Untuk memutus aktivitas tersebut, maka dikembangkanlah senyawa kimia penghambat bernama N3 yang berpotensi sebagai alternatif obat untuk COVID-19.
"Yang menarik bagi saya, propolis yang saya teliti ini memiliki sifat menghambat proses menempelnya virus terhadap sel manusia yang mirip dengan senyawa N3," kata Sahlan.
Sahlan mengatakan, dengan menggunakan struktur model COVID-19 yang ada, senyawa propolis diuji untuk melihat apakah dapat membentuk ikatan pada virus corona bila dibandingkan dengan ikatan senyawa N3.
Advertisement
Belum Masuk Uji Klinis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari sembilan senyawa dalam propolis asli Indonesia tersebut memiliki kekuatan menempel yang cukup baik pada virus penyebab COVID-19.
Apabila dibandingkan dengan senyawa N3 yang bernilai -8, maka senyawa Sulawesins a memiliki nilai -7,9; Sulawesins b bernilai -7,6; dan deoxypodophyllotoxin bernilai -7,5.
"Semakin negatif nilai yang dimiliki menunjukkan semakin besar kemampuan senyawa menempel pada virus COVID-19. Hal ini membuat virus tidak dapat menempel pada sel hidup manusia untuk kemudian berkembang biak," kata Sahlan.
Namun, studi ini tidak benar-benar menyimpulkan bahwa propolis asli Indonesia bisa menyembuhkan atau mencegah COVID-19. Dekan FTUI Hendri D.S. Budiono mengatakan bahwa penelitian tersebut belum masuk ke tahap klinis.
Meski begitu, temuan ini cukup menjanjikan dan berpotensi menjadi alternatif obat dari Indonesia, untuk menyembuhkan maupun mengurangi perkembangan COVID-19, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga ke negara lain.