Kerja 24 Jam Sehari, Lembaga Eijkman Uji 180 hingga 270 Spesimen Corona

Bekerja 24 jam sehari, Lembaga Eijkman bisa uji 180 sampai 270 spesimen Corona.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Apr 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi peneliti
Bekerja 24 jam sehari, Lembaga Eijkman bisa uji 180 sampai 270 spesimen Corona. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Guna mendukung Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Litbangkes) mempercepat pengujian spesimen Corona COVID-19, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman bekerja 24 jam. Pemeriksaan spesimen menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro menerangkan, dalam 24 jam sehari, Lembaga Eijkman berhasil menguji 180 sampai 270 spesimen Corona

"LBM Eijkman sudah bekerja boleh dibilang 24 jam dalam sehari. Kira-kira bisa menguji 180 sampai 270 spesimen Corona dengan pengujian PCR," ujar Bambang di Graha BNPB, Jakarta, ditulis Selasa (7/4/2020).

Dalam pengujian spesimen Corona secara umum, Bambang mengakui, masih ada satu hambatan. Bahwa belum maksimal kecepatan di dalam menguji spesimen yang datang dari seluruh penduduk Indonesia.

"Kita masih kekurangan Sumber Daya Manusia yang paham mengenai pengujian spesimen Corona, terutama pengujian dalam Laboratorium level Biosafety Lab 2 (BSL-2) dan BSL-3. Itu sangat terbatas di Indonesia," tegas Bambang, dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Menambah Tenaga Pemeriksaan

Bambang PS Brodjonegoro
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan ventilator portabel untuk pasien COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (7/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu anggota dari BRIN sudah mempunyai Laboratorium BSL-3. Namun, LIPI menyampaikan kepada Kementerian Kesehatan untuk menambah kapasitas tenaga pemeriksaan PCR.

Oleh karena itu, LIPI terpanggil melakukan pelatihan terhadap relawan yang bersedia menjadi tenaga ahli di laboratorium minimum level BSL-2.

"Pelatihan dilakukan di laboratorium BSL-3 LIPI yang ada di Cibinong Bogor," kata Bambang.

Pada laboratorium level Biosafety Lab 2 (BSL-2), pekerjaan melibatkan agen dengan potensi bahaya sedang, Contohnya, berbagai mikroba yang menyebabkan penyakit ringan pada manusia, misal pemeriksaan hepatitis.

Laboratorium level Biosafety Lab 3 (BSL-3) untuk pemeriksaan yang melibatkan agen yang dapat menyebabkan penyakit serius dan berpotensi mematikan.

Semakin Mempercepat Pemeriksaan

Bambang PS Brodjonegoro
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan ventilator portabel untuk pasien COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (7/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Kegiatan pelatihan relawan laboratorium diberi judul "Indonesia Memanggil." Upaya ini cukup mendapat antusiasme masyarakat. Tercatat bahwa jumlah pendaftar sudah menyentuh angka 800 orang saat pendaftaran dibuka.

Adanya pelatihan tersebut diharapkan jumlah SDM terampil dalam pengujian spesimen meningkat sehingga semakin mempercepat tes PCR yang dilakukan di Indonesia.

"Mudah-mudahan ini akan sangat membantu kita untuk bisa lebih bagus menangani COVID-19. LBM Eijkman satu hari sudah bisa sampai 180-270 spesimen. Nantinya kalau ada SDM lebih banyak, kapasitas (pengujian bisa ditingkatkan),” tutup Bambang.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya