Sekeluarga Positif COVID-19, Anak Paling Bungsu Meninggal Dunia

Seorang anak perempuan berusia delapan tahun dari Durham, North Carolina meninggal dunia setelah komplikasi dari coronavirus novel (COVID-19).

oleh Fitri Syarifah diperbarui 08 Jun 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 19:00 WIB
COVID-19 membuat anak-anak berisiko tertular
Seorang anak Palestina yang mengenakan masker karena pandemi Covid-19 berdiri di luar sebuah masjid untuk mengikuti salat Idul Fitri di Kota Gaza pada 24 Mei 2020. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Seorang anak perempuan berusia delapan tahun dari Durham, North Carolina meninggal dunia setelah komplikasi dari coronavirus novel (COVID-19).

Aurea Soto Morales, atau lebih dikenal dengan nama "Yoshi" merupakan murid kelas dua di Creekside Elementary, Durham, Carolina Utara dinyatakan meninggal akibat komplikasi dari Covid-19 pada hari Senin (1 Juni 2020) di rumah sakit UNC, dilansir dari Health.com.

Saudara perempuannya, Jennifer Morales, yang juga dinyatakan positif terkena virus itu mengaku kalau ia dan adiknya mulai merasa sakit sejak minggu akhir bulan Mei.

"Adikku dan aku mulai mendapatkan gejala Covid-19," kata Jennifer.

Jennifer dan Yoshi baru mengetahui kalau mereka mengidap Covid-19 selang beberapa hari setelah orangtua mereka juga dinyatakan positif terkena virus.

"Pada hari Jum'at (29 Mei), Yoshi mengalami kejang dan dilarikan ke rumah sakit. Keesokan harinya, otaknya mulai membengkak dan dia mengalami koma, sebelum akhirnya meninggal pada hari Senin (1 Juni 2020)," tutur Jennifer.

"Semua orang mengaitkannya (virus corona) dengan orangtua, karena mereka pikir hanya mereka (orangtua) yang akan mendapatkannya, tetapi itu tidak benar. Adikku sudah kena (virus corona)." ujar Jennifer. Sehingga ia beserta ayah-ibunya berharap orang-orang lebih serius dalam menghadapi virus ini.

 

Imbau semua orang untuk kenakan masker

Bagi-Bagi Makanan Gratis Warga Terdampak Covid-19
Anak-anak mendapat makanan gratis di Sudirman, Jakarta, Jumat (8/5/2020). Bagi-bagi makanan ini sebagai bentuk kepedulian untuk pengemudi ojol dan warga sekitar yang terdampak kebijakan penanganan virus corona, seperti work frome home dan physical distancing. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jennifer dan orang tuanya meminta orang-orang untuk terus mengenakan masker, seperti rekomendasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) untuk membantu menghentikan penyebaran virus. Dan tinggal di rumah jika sedang merasa sakit. 

"Setiap hal kecil yang mereka lakukan dapat menyelamatkan hidup. Kami tidak ingin orangtua lain menderita karena apa yang kami alami," kata Jennifer kepada Health.

Kisah pilu Jennifer ini telah dituliskan di halaman GoFundMe sejak hari Selasa (2 Juni 2020) untuk membantu menutupi biaya pengobatan dan pengaturan pemakaman untuk Yoshi. Pada Kamis sore (4 Juni 2020), halaman tersebut telah mengumpulkan lebih dari $ 28.000 (setara dengan 392.462.000 rupiah)

Di wilayah Carolina Utara ini memiliki sekitar 31.000 kasus Covid-19 dan 971 kematian hingga Kamis sore (4 Juni 2020), menurut New York Times.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya