Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, hingga saat ini, belum ada negara di dunia yang telah memproduksi vaksin COVID-19 secara massal.
Wiku menjelaskan, suatu kandidat vaksin harus melalui serangkaian tahapan sebelum diproduksi massal dan diberikan pada masyarakat. Hal itu guna memastikan vaksin yang akan diproduksi terbukti aman dan efektif.
Baca Juga
"Sampai saat ini, para pakar di Indonesia yang berasal dari universitas dan lembaga riset dari berbagai disiplin ilmu masih bekerja keras menyelesaikan berbagai tahapan pengembangan vaksin," ujar Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan COVID-19 secara daring dari Graha BNPB Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Advertisement
Wiku menyebut ada beberapa tahapan dalam alur pengembangan vaksin yakni penelitian dasar, tahap preklinis, uji klinis fase 1, uji klinis fase 2, uji klinis fase 3, fase persetujuan, hingga produksi.
Proses pengadaan vaksin COVID-19 di Indonesia sendiri melalui tahapan yang kompleks dan melibatkan berbagai kementerian maupun lembaga negara serta BUMN.Â
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Perlu Dipersiapkan dengan Hati-Hati
Mempertimbangkan peran penting serta dampak yang diberikan oleh vaksin COVID-19 sebagai upaya perlindungan masyarakat, Pemerintah menilai proses pengembangan maupun vaksinasi perlu dilakukan dengan hati-hati namun tetap tanggap terhadap perubahan yang dinamis di masa pandemi.
Selain mengupayakan vaksin secara mandiri, Wiku mengatakan, Pemerintah telah mempersiapkan beberapa kandidat vaksin yaitu Sinovac, Sinopharm, CanSino, AstraZeneca, dan Genexine. Vaksin-vaksin tersebut harus memenuhi ketentuan pengembangan yang berlaku sehingga benar-benar memiliki standar kesehatan yang baik serta aman dan efekstif untuk digunakan.
"Pemerintah terus berkoordinasi dengan pengembang vaksin untuk memastikan bahwa vaksin-vaksin yang dikembangkan dapat lolos seluruh tahapan uji klinis sebelum nantinya mendapat persetujuan dari Badan POM untuk diproduksi secara massal."
Â
Â
Advertisement