Liputan6.com, Jakarta Masalah disfungsi ereksi juga terkait dengan kesehatan jiwa. Salah satu situasi yang rentan berujung pada disfungsi seksual pada seseorang adalah adiksi pornografi.
Dokter spesialis kedokteran jiwa Tjhin Wiguna dari Departemen Medik Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM mengatakan, adiksi pornografi bisa memicu seseorang mengalami disfungsi ereksi yang disebut pornography-induced erectile dysfunction.
Baca Juga
"Karena kalau orang menonton film yang berkonten porno lalu dia mulai masturbasi secara eksesif, jadi dia mendapatkan kenikmatan buat dirinya sendiri," kata Tjhin dalam sebuah konferensi pers virtual pada Selasa (27/10/2020).
Advertisement
"Akibatnya kalau dia melihat banyak sekali konten pornografi yang luar biasa, maka dia mempunyai fantasi-fantasi seksual yang tidak realistis," ujarnya pada kegiatan peluncuran layanan Men's Health and Couple's Well-being Clinic Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana.
Tjhin mengatakan, ketika pasangan dari orang tersebut tidak bisa memberikan apa yang diharapkan dari hubungan seksual, maka gairah pada pasangan pun rentan untuk memudar.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Disfungsi Seksual Terkait Kesehatan Jiwa
"Karena dia lebih asyik untuk merangsang dirinya sendiri dan mendapatkan kepuasan buat dirinya sendiri," kata Tjhin.
"Tentunya ini tidak berdampak baik buat pasangannya karena akan memicu terjadinya konflik."
Tjhin melanjutkan, hal-hal yang merupakan masalah disfungsi seksual sesungguhnya erat dengan masalah kesehatan jiwa. Di antara keduanya pun bisa terjadi timbal balik.
"Beberapa penelitian menemukan bahwa disfungsi seksual pada pria ternyata juga dapat memicu terjadinya masalah atau gangguan jiwa tertentu," ujarnya.
Selain adiksi pornografi, masalah kesehatan jiwa yang juga terkait dengan disfungsi seksual lainnya adalah kecemasan yang menetap, masalah marital, depresi, perasaan bersalah, stres, hingga trauma.
Maka dari itu, Tjhin mengatakan bahwa individu dengan disfungsi seksual mungkin perlu melakukan konsultasi dengan psikiater agar dapat mengenali secara dini masalah kesehatan jiwa yang mungkin perlu mendapatkan tata laksana yang sesuai.
Advertisement