Relawan Nakes Berbagi Kisah Merawat Pasien COVID-19, Ada yang Awalnya Terganjal Restu Keluarga

Keinginan beberapa nakes untuk mengabdikan diri dan kemampuan mereka merawat para pasien COVID-19 tak mendapat restu orangtua.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 16 Nov 2020, 17:39 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 17:39 WIB
Nakes
Banyak tenaga kesehatan yang mengajukan diri menjadi relawan di Rumah Sakit Wisma Atlet tersebut, salah satunya dokter muda Aulia Giffarinnisa.

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, telah menampung ribuan pasien positif COVID-19 sejak mulai beroperasi pada 23 Maret 2020. Kegiatan merawat pasien yang positif terinfeksi tak hanya memerlukan sarana yang memadai melainkan juga jumlah tenaga kesehatan yang tidak sedikit.

Banyak tenaga kesehatan yang mengajukan diri menjadi relawan di rumah sakit tersebut, salah satunya dokter muda Aulia Giffarinnisa. Berbagi kisah dalam forum Dialog Produktif di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (10/11/2020), Aulia menuturkan niatnya tak semulus yang dibayangkan.

Keinginannya untuk mengabdikan skill-nya sempat terganjal restu orangtua. Aulia mengatakan, dia harus bersabar selama beberapa bulan sebelum akhirnya mendapat izin.

"Dari April 2020 sudah ingin bergabung, tapi belum ada izin dari orangtua. September baru dapat izin, dan akhirnya bergabung ke Wisma Atlet,” kenang Aulia dalam forum bertema ‘Berjuang dan Berbakti Menyembuhkan Negeri'.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Ada Kelegaan Ketika Pasien Sembuh

Hal serupa juga dialami Lia Gustina, perawat asal Lampung yang juga mengajukan diri menjadi suster di RSDC Wisma Atlet COVID-19. Awalnya, niat baik Lia juga terhalang restu orangtua dan keluarga.

“Awalnya, saya merasa terpanggil saja. Saya ingin tahu bagaimana sebenarnya terjun ke sana, apa benar menakutkan seperti di berita. Keluarga juga melarang, apalagi saya punya dua anak kecil. Awalnya tidak dapat izin, tapi karena tekad saya keras, saya memaksa ingin berangkat, akhirnya keluarga mengizinkan,” ceritanya.

Meski penuh risiko, para tenaga kesehatan dan relawan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kesembuhan para pasien. Ada rasa lega ketika pasien yang dirawat pada akhirnya dinyatakan sembuh dan kembali sehat.

“Kalau misalnya sudah 2 bulan, sudah di-swab berkali-kali, dan hasilnya dinyatakan negatif, pasien berterima kasih. Kalau sudah begitu, kita rasanya gimana gitu,” ucap dr Aulia menceritakan kebahagiaannya selama berada di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Infografis

Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19
Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya