Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan pada hari Senin waktu setempat menunda pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca/Oxford ke lansia atau orang-orang berusia 65 tahun ke atas.
Sebelumnya, Korea Selatan berencana menyelesaikan vaksinasi pada 1,3 juta orang di kuartal pertama 2021 dengan vaksin AstraZeneca. Namun kebijakan itu memangkas target menjadi 750 ribu orang.
Baca Juga
Dilansir dari CNA pada Selasa (16/2/2021), keputusan tersebut juga disebabkan penyesuaian jadwal dari pasokan 2,6 juta dosis vaksin corona AstraZeneca dari COVAX.
Advertisement
Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) tidak menyebutkan soal masalah produksi di Eropa karena penundaan jadwal, yang dicatat dalam proses administrasi COVAX. Namun, mereka mengatakan bahwa target untuk mencapai herd immunity tetap di bulan November.
"Kami tidak percaya penyesuaian inokulasi pada Februari dan Maret akan berdampak pada target kekebalan kelompok kami pada November," kata Direktur KDCA Jeong Eun-kyeong.
Selain itu, penundaan tersebut juga dilakukan sembari menunggu lebih banyak data efikasi vaksin corona AstraZeneca terhadap lansia, yang tersedia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Dapat Izin Pemakaian dari WHO
Vaksinasi pertama Korea Selatan akan mulai pada 26 Februari 2021. Petugas kesehatan, penduduk rentan termasuk lansia, akan menjadi kelompok prioritas pertama.
Efikasi vaksin COVID-19 AstraZeneca/Oxford terhadap kelompok lansia memang masih menjadi diskusi beberapa pihak. Beberapa negara masih menunda pemberiannya ke kelompok usia yang lebih tua karena kurangnya data.
Namun, World Health Organization (WHO) telah memberikan rekomendasi penggunaan vaksin itu, termasuk bagi lansia. Pada Senin waktu Jenewa, Swiss, WHO juga mengeluarkan izin penggunaan darurat.
"Hari ini, WHO memberikan daftar penggunaan darurat untuk dua versi vaksin Oxford-AstraZeneca, memberikan lampu hijau vaksin ini untuk diluncurkan secara global melalui COVAX," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ia mengatakan, vaksin corona AstraZeneca akan diproduksi oleh SKBio di Korea Selatan dan Serum Institute of India.
"Meskipun kedua perusahaan memproduksi vaksin yang sama, karena dibuat di pabrik produksi yang berbeda, mereka memerlukan tinjauan dan persetujuan terpisah," kata Tedros dikutip dari laman resmi WHO.
Advertisement