Liputan6.com, Jakarta - Pilek yang berulang-ulang terjadi dapat memengaruhi kemampuan pendengaran seseorang. Hal ini disebabkan adanya pembengkakan dan penyumbatan pada rongga hidung yang sampai ke saluran eustachius yang terhubung dengan telinga.
“Apabila kondisi ini terjadi terus-menerus akan mengakibatkan perubahan tekanan dan terkumpulnya cairan di balik gendang telinga,” ujar dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) dr. Niken Lestari Poerbonegoro, Sp. THT-KL (K) dalam sebuah video di YouTube Rumah Sakit Universitas Indonesia.
Baca Juga
Menurut Niken, kondisi pendengaran yang dipengaruhi pilek berulang ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Dilaporkan lebih dari 50 persen anak usia kurang dari 2 tahun pernah mengalaminya. Namun demikian, Niken menyebut orang dewasa tetap dapat mengalaminya.
Advertisement
Anak-anak lebih sering mengalaminya karena adanya perbedaan anatomi saluran eustachius yang menghubungkan hidung dengan telinga. Pada anak, saluran ini lebih pendek, lebih landai dan buka tutupnya belum sempurna, sedangkan pada orang dewasa saluran ini lebih panjang, lebih miring, dan dapat membuka tutup dengan sempurna.
Gejala bervariasi
Niken menjelaskan, orangtua bisa mencermati gejala bervariasi terkait pilek yang memengaruhi pendengaran pada anak, seperti menarik telinga atau mengorek telinga. Selain itu, anak menjadi lebih rewel dan apabila mendengarkan televisi, volumenya lebih keras. Sementara, bagi anak yang sudah lebih besar seperti pada anak usia sekolah dasar ada kemungkinan prestasi belajarnya menurun.
Gejala yang ditemui pada orang dewasa umumnya adanya gangguan pendengaran disertai telinga terasa penuh. Di samping itu, ada pula gejala hidung tersumbat ataupun hidung beringus.
Niken mengimbau apabila menemui gejala-gejala tersebut, lebih baik segera dilakukan pemeriksaan. Ia mengungkapkan kondisi ini dapat sembuh sempurna apabila diidentifikasi lebih awal dan mendapatkan terapi atau pengobatan yang sesuai. Pengobatannya pun dapat berlangsung selama dua bulan. Jika tidak ada perkembangan, maka dapat dilakukan operasi
“Bila tidak responsif dengan terapi atau dengan obat, maka ada tindakan lain berupa operasi pemasangan saluran pada gendang telinga dengan tujuan untuk mengeluarkan cairan yang ada di balik gendang telinga,” jelas Niken.
“Apabila tidak diterapi atau diobati, maka cairan ini akan merusak organ pendengaran, seperti gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran yang nantinya akan menyebabkan gangguan berupa tuli yang lebih berat ataupun gangguan komunikasi,” tambahnya.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement
Simak juga video berikut
Advertisement