Liputan6.com, Jakarta - Penderita penyakit mata kering memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak. Aktivitas keseharian dan produktivitas mereka terutama yang berhubungan dengan visual menjadi terganggu.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Open. Dilansir dari Science Daily, para peneliti menemukan bahwa banyak partisipan penelitian dengan penyakit mata kering yang memiliki masalah dengan mobilitas. Mereka juga mengalami lebih banyak kesulitan dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga
Penderita mata kering kemungkinan akan mengalami dampak negatif pada fungsi sosial dan emosional serta produktivitas kerja, termasuk kehilangan lebih banyak waktu kerja sebagai akibat dari gejala yang mereka alami.
Advertisement
Studi yang dipimpin oleh peneliti dari University of Southampton ini melihat bagaimana penyakit mata kering mempengaruhi kehidupan orang dewasa di Inggris. Penelitian dilakukan menggunakan survei online terhadap seribu pasien dengan kondisi tersebut dan lebih dari seribu yang tidak.
Simak Juga Video Berikut
Kemungkinan Menderita Penyakit Penyerta
Ketua peneliti Dr. Parwez Hossain menyebut, peserta dengan gejala penyakit mata kering jauh lebih mungkin untuk menderita penyakit penyerta lainnya.
“Dua kali lebih banyak menderita artritis, gangguan pendengaran, atau penyakit iritasi usus besar dibandingkan dengan kelompok tanpa gejala,” ungkap Hossain.
"Meskipun kami tidak dapat menarik hubungan sebab akibat melalui penelitian ini, penyakit mata kering tampaknya berdampak pada kesehatan individu dan kualitas hidup terkait penglihatan."
Tak hanya penyakit fisik, penderita penyakit mata kering juga lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement