Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia memastikan bahwa pengembangan vaksin COVID-19 dalam negeri atau Vaksin Merah Putih akan terus berjalan, meski Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) tidak lagi berdiri secara mandiri.
Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam menanggapi rencana pemerintah untuk meleburkan Kemenristek ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Baca Juga
Terkait penggabungan tersebut, Wiku mengatakan bahwa berbagai keputusan yang diambil pemerintah telah melalui berbagai macam pertimbangan.
Advertisement
Wiku pun juga meminta agar masyarakat untuk mendukung keputusan pemerintah yang 'seyogyanya untuk kepentingan masyarakat'.
"Pastinya keputusan yang akan diambil adalah keputusan yang memiliki kerugian seminim-minimnya dan manfaat yang sebesar-besarnya," kata Wiku dalam konferensi persnya pada Kamis (16/4/2021).
"Pemerintah berkomitmen untuk tetap meneruskan proses pengembangan Vaksin Merah Putih," kata Wiku kata Wiku dari Graha BNPB, Jakarta.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Investasi Jangka Panjang
Dia mengatakan, Vaksin Merah Putih tidak hanya untuk menyelesaikan masalah kapasitas vaksin di tingkat nasional, tetapi juga global. Wiku menyebut bahwa masih ada sekitar 130 negara yang belum mengakses vaksin COVID-19.
"Pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan hasil inovasi anak bangsa dan merupakan aset intelektual negara untuk investasi jangka panjang," kata Wiku.
Ia pun menegaskan bahwa pemerintah akan sepenuhnya mendukung pengembangan Vaksin Merah Putih.
Vaksin Merah Putih sendiri merupakan proyek penelitian untuk melahirkan vaksin COVID-19 dalam negeri di bawah Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek.
Enam institusi yang terlibat adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Keenam institusi tersebut menggunakan platform yang berbeda-beda dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih.
Advertisement