Liputan6.com, Jakarta Hanya satu dari 40 batch vaksin AstraZeneca yang dihentikan sementara penggunaan dan distribusinya. Sedangkan untuk 39 batch lainnya masih tetap didistribusikandan digunakan.
“Hanya satu batch atau kumpulan produksi, yaitu batch CTMAV547 yang dihentikan sementara untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga
Indonesia mendapatkan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 berjumlah 448.480 dari 3,852,000 dosis vaksin AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.
Advertisement
“Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu,” pesan Nadia seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6com.
Penghentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 dinilai sebagai tindakan bijaksana oleh pakar imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi. Kalau hasil dari uji toksisitas dan sterilitas BPOM terhadap batch tersebut lulus maka batch yang ditunda bisa dilanjutkan.
Secara umum vaksin AstraZeneca sebenarnya sudah teruji penggunaan dan manfaatnya. Vaksin ini adalah vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan warga dunia. Saat ini sudah dipakai
Sedangkan untuk vaksin AstraZeneca secara keseluruhan, menurut dr. Jane, sudah terujipenggunaan dan manfaatnya. Terbukti, AstraZeneca adalah vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan di dunia.
“WHOmenyatakan vaksin AstraZeneca aman," kata Jane.
Dia mencontohkan, Inggris yang sudah mengimunisasi 70 persen penduduknya menggunakanvaksin AstraZeneca berhasil menekan kasus COVID-19 dari 59.937 kasus pada 9 Januari 2021.
Infografis
Advertisement