Liputan6.com, Jakarta Kasus infeksi black fungus (jamur hitam) tengah hangat diperbincangkan. Infeksi ini banyak dikaitkan dengan penyakit mukormikosis, yaitu infeksi jamur yang disebabkan jamur golongan mucoemycetes.
Kasus mukormikosis yang dihubungkan dengan jamur hitam mulai melonjak di India pada Mei 2021 atau beriringan dengan tsunami COVID-19. Sejauh ini kasus mukormikosis yang dilaporkan di negara tersebut mencapai lebih dari 9.000.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Anna Rozaliyani, mukormikosis dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi kasus terbanyak dilaporkan di India, totalnya diperkirakan ada 171.504.
Advertisement
"Black fungus pada kasus mukormikosis merupakan istilah yang tidak tepat karena mucormycetes bukanlah kelompok jamur hitam (Dematiaceae), walaupun jamur ini menyebabkan kelainan berwarna kehitaman (black eschar),” kata Anna dalam seminar darin PDPI, Kamis (3/6/2021).
Mukormikosis disebabkan oleh golongan jamur Mucormycetes antara lain Rhizopus spp., Mucor spp., Rhizomucor spp., Cunninghamella bertholletiae, Apophysomyces spp., Lichteimia dan lain-lain.
Simak Video Berikut Ini
Istilah Lainnya
Selain istilah jamur hitam ada pula istilah jamur putih dan kuning. Kedua istilah tersebut juga kurang tepat dan menimbulkan kerancuan, kata Anna. Pasalnya, istilah infeksi jamur putih/kuning terkadang dikaitkan dengan infeksi jamur golongan Aspergillus.
"Istilah itu tampaknya berasal dari warna cairan yang keluar dari rongga sinus pasien mukormikosis."
Anna menambahkan, penyebutan penyakit jamur sebaiknya mengikuti nama standar yang biasanya berdasarkan nama latin jamur penyebabnya. Beberapa kasus mukormikosis di Indonesia telah dilaporkan sebelum pandemi COVID-19. Jumlahnya tidak banyak tapi angka kematian dan kesakitannya tinggi.
"Di Indonesia juga ada kasus mukormikosis tapi memang ditemukan sebelum pandemi COVID-19. Jumlahnya tidak banyak, mungkin kalau dikumpulkan dari seluruh Indonesia selama satu tahun itu tidak sampai 50, tapi walau terlihat sangat sedikit, penyakit ini sangat fatal.”
Ia menambahkan, pasien yang terkena penyakit ini dan terlambat ditangani biasanya tidak tertolong. Potensi pasien meninggal sangat tinggi karena keterlambatan dan jamur dapat berkembang dengan cepat.
Selama masa pandemi telah ditemukan beberapa kasus yang diduga mukormikosis, hanya saja pembuktian diagnosis terkendala terbatasnya fasilitas pemeriksaan yang memadai, tutup Anna.
Advertisement