Lonjakan COVID-19 di Kudus dan Bangkalan, Menkes Budi Kirim Tambahan Vaksin

Lonjakan COVID-19 di Kudus dan Bangkalan, Menkes Budi mengirimkan tambahan vaksin.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 07 Jun 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2021, 20:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu, 18 April 2021, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan hingga saat ini Pemerintah Indonesia menerima 59,5 juta bahan baku vaksin Sinovac. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Lonjakan COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengirimkan tambahan vaksin. Jumlah vaksin COVID-19 yang dikirimkan masing-masing 50.000 dosis.

"Khusus di Kudus, kami sudah drop (mengirimkan) 50.00 vaksin, supaya bisa segera disuntikan. Di Bangkalan, kami juga akan segera drop 50.000 dosis vaksin COVID-19 untuk mengurangi risiko penularan COVID-19," ucap Budi usai Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 7 Juni 2021.

Situasi COVID-19 di Kudus, Bupati Hartopo menyampaikan, ada 60 desa dari 132 desa/kelurahan di Kabupaten Kudus, yang masuk kategori zona merah. Ini menyusul ditemukannya banyak kasus penyebaran COVID-19 di desa tersebut. 

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, dari 60 desa yang masuk kategori zona merah tersebar di 9 kecamatan dengan jumlah masing-masing kecamatan bervariasi. Sebelumnya, jumlah desa yang masuk zona merah hanya 42 desa.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bangkalan Sudiyo memaparkan, angka kasus COVID-19 di Bangkalan usai libur Lebaran 2021 dinilai sangat mengkhawatirkan. Terdapat 34 kasus kematian COVID-19 dalam 14 hari, dan dalam sepekan ada 169 kasus aktif. Pada Minggu, 6 Juni 2021, tambahan kasus baru COVID-19 sebanyak 28 kasus baru lagi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Wisata Ziarah dan Banyak Pekerja Migran Pulang

Tradisi Ziarah Kubur Sepi di Hari Kedua Lebaran
Peziarah berada di kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebagusan, Jakarta, pada hari kedua Lebaran, Senin (25/5/2020). Tradisi ziarah kubur saat Idul Fitri yang biasa dilakukan muslim relatif sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pandemi corona covid-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, lonjakan kasus COVID-19 di Kudus dan Bangkalan. Kenaikan COVID-19 di Kudus karena wisata ziarah.

Saat konferensi pers pada Jumat, 5 Juni 2021, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut, tradisi kupatan yang biasa digelar tepat hari ketujuh setelah Idulfitri menjadi penyebab COVID-19 di Kudus naik. (Selengkapnya: COVID-19 di Kudus Naik Lebih dari 30 Kali Lipat, Wisata Religi Jadi Penyebab)

Di Bangkalan, Madura, angka COVID-19 melonjak karena banyak pekerja migran yang pulang dari negara tetangga. Salah satu upaya yang dilakukan yakni mengurai beban yang ada di rumah sakit.

"Nomor satu yang paling penting, urusannya dengan nyawa, kami mengurai tekanan beban yang ada di rumah sakit. Dengan cara merujuk pasien COVID-19 yang berat dan sedang ke kota terdekat," terang Menkes Budi.

"Untuk Kudus (dirujuk) ke Semarang, sedangkan Bangkalan ke Surabaya. Alhamdulillah, kapasitas rumah sakit di Semarang dan Surabaya cukup menerima rujukan dari Kudus dan Bangkalan."

Pendampingan untuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau erbuan Vaksinasi untuk lansia dan Keluarga Besar TNI-Polri di gedung Patra Graha Pertamina Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (4/6/2021). (Foto: Istimewa)

Upaya kendalikan COVID-19 di Kudus dan Bangkalan, Panglima TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan, TNI dan Polri melakukan pendampingan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten untuk menggerakkan 'motor' yang ada di tingkat bawah.

Cara ini sebagaimana penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro (PPKM Mikro). Salah satu kunci menekan kasus COVID-19 di sisi hulu.

“Selama PPKM mikro, kita bisa melaksanakan tracing terhadap kontak erat. Setelah itu, kita bisa mengetahui apakah positif atau tidak," kata Panglima Hadi.

TNI dan Polri, imbuh Hadi Tjahjanto juga melipatgandakan pelacak kontak (tracer) untuk membantu para Babinsa dan Babinkamtibmas dalam melakukan tracing atau pelacakan.

“Kami kerahkan anggota TNI dan Polri di wilayah yang melaksanakan PPKM dengan penambahan personel tersebut. Tujuannya, agar bisa melakukan kegiatan membantu kepala dinas kesehatan kabupaten,” imbuhnya.

Infografis 3 Manfaat Tracing Putus Rantai Penularan Covid-19

Infografis 3 Manfaat Tracing Putus Rantai Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tracing Putus Rantai Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya