Positivity Rate Turun, Penguatan 3T Memperlihatkan Hasil

Positivity rate per 25 Agustus 2021 berada di angka 18,2% secara nasional. Capaian ini menunjukkan optimisme, bahwa kita mampu mengejar target testing 400.000 tes per hari, agar penularan virus lebih cepat terkendali.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Agu 2021, 22:17 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2021, 22:09 WIB
FOTO: Persentase Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Lampaui Standar WHO
Warga berjalan dekat Tugu Peti Mati Covid-19 di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (6/9/2020). Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan positivity rate Covid-19 pada sepekan terakhir naik 13,1 persen atau melebihi standar yang ditetapkan WHO yakni lima persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Fokus pemerintah menguatkan 3T (testing, tracing, treatment) mulai memperlihatkan hasil positif. Hal ini terlihat dari testing rate di tiap daerah yang naik dan positivity rate yang menurun. Guna melanjutkan keberhasilan tersebut, kerja sama yang humanis antarapemerintah dan masyarakat harus dipertahankan.

“Seperti kita ketahui, 3T adalah serangkaian upaya yang kita gencarkan secara nasional, bertujuan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Ini adalah ikhtiar yang harus dikuatkan, terutamauntuk menghadapi varian delta yang sangat menular, agar tidak ada keterlambatan deteksi dinimaupun penanganan pasien,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate.

Pada pekan lalu, seluruh provinsi mampu mencapai testing rate yang ditetapkan. Standar testing yang harus dipenuhi tiap daerah tertuang dalam Inmendagri tentang pemberlakuan PPKM berlevel di Jawa Bali dan luar Jawa Bali. Sementara, standar tingkat testing dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1:1.000 penduduk per minggu, untuk mengukur upaya surveilans yang dilakukan.

Positivity rate per 25 Agustus 2021 berada di angka 18,2% secara nasional. Artinya telah terjadi penurunan yang cukup signifikan dibanding angka pada masa puncak pandemi, yakni 30,54%. Bahkan, positivity rate DKI Jakarta berada di bawah 15%. Positivity rate itu adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah individu yang melakukan pemeriksaan spesimen.

 

Usaha pemerintah memperlihatkan hasil

“Fokus pemerintah pada penguatan 3T mulai memperlihatkan hasil. Capaian ini menunjukkan optimisme, bahwa kita mampu mengejar target testing dari yang saat ini berkisar 200.000 menjadi 400.000 tes per hari, agar penularan virus lebih cepat terkendali. Didukung optimalisasi treatment, semoga peningkatan kapasitas testing dan tracing diiringi positivity rate yang terus berkurang,” ungkap Menkominfo.

Lebih lanjut, Menkominfo menegaskan keberhasilan peningkatan 3T ini sangat dipengaruhi kerjasama banyak pihak, terutama TNI, Polri, Dinas Kesehatan, relawan kesehatan, serta semua sumber daya manusia yang menangani pendataan kasus COVID-19. Selain itu, yang tak kalah penting adalah partisipasi aktif dari masyarakat.

Untuk meningkatkan kapasitas 3T, pemerintah mengajak masyarakat untuk tetap melakukan testing dan tracing agar target 400.000 tes per hari tercapai.

"Upaya pemerintah dalam memasifkan 3T akan lebih optimal apabila masyarakat bersikap suka rela dan proaktif dalam menjalani swab test, pemeriksaan, pelacakan kontak erat, serta perawatan. Dengan demikian, setiap kasus yang muncul bisa ditangani petugas kesehatan dengan cepat dan baik," katanya.

 

Butuh kesadaran pasien

Akan memudahkan penanganan, bisa ada kesadaran setiap individu pasien untuk mengemukakan kepada petugas jika dirinya positif. Juga kesadaran para kontak eratnya untuk melaporkan diri, sehingga target pelacakan setidaknya 15 kontak erat per kasus konfirmasi, dapat terpenuhi,” tutur Menteri Johnny.

Jika hasil pemeriksaan positif, maka pasien perlu dirujuk ke fasyankes atau melakukan isolasi, tergantung berat tidaknya gejala. Dalam hal pelaksanaan isolasi, pemerintah mengimbau pasien kasus positif untuk mendatangi pusat isolasi supaya dapat dipantau oleh tenaga kesehatan dan tidak mengalami keterlambatan penanganan.

Upaya tracing juga diperkuat melalui sistem digital. Digital tracing dilaksanakan melalui aplikasi PeduliLindungi dan Silacak untuk meningkatkan telusur yang dilakukan para tracer di daerah.

Dengan mengunduh aplikasi PeduliLindungi dan mengaktifkan data lokasi, secara berkala sistem dapat melakukan identifikasi lokasi serta memberikan informasi terkait dengan tingkat risiko lokasi dan zonasi penyebaran COVID-19.

Saat ini sudah ada 660 laboratorium yang melaksanakan kegiatan testing dan tracing di Indonesia. Kemudian data testing dan tracing yang sampai ke tingkat kab/kota, kini telah dibuka kepada publikuntuk memberikan gambaran utuh serta transparan dalam upaya pengendalian pandemi.

Rincian data testing dapat diakses melalui laman https://vaksin.kemkes.go.id/#/sckab. Diharapkan, upaya pengendalian COVID-19 di level terkecil sekalipun dapat berjalan makin tepatsasaran. Karena itu, pemerintah mendorong provinsi, kabupaten, kota untuk terus meningkatkan 3Tdi wilayahnya masing-masing.

“3T tetap menjadi salah satu dari 3 pilar utama penanganan pandemi di Indonesia. Didukung semuapihak terkait serta partisipasi masyarakat, semoga penguatan 3T secara nasional dapat makinmenekan angka penularan COVID-19,” tegas Menkominfo.

Infografis Rencana Vaksin Ketiga Covid-19 Berbayar di 2022

Infografis Rencana Vaksin Ketiga Covid-19 Berbayar di 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rencana Vaksin Ketiga Covid-19 Berbayar di 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya