Tekan Kasus Akibat Penyakit Tidak Menular, 8 Hal Ini Perlu Jadi Fokus Bahasan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 73 persen kematian di Indonesia disebabkan penyakit tidak menular (PTM).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Sep 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2021, 12:00 WIB
ilustrasi sakit/unsplash
ilustrasi sakit/unsplash

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 73 persen kematian di Indonesia disebabkan penyakit tidak menular (PTM).

Temuan WHO lainnya menguraikan 26 persen kematian dini di usia 30-70 tahun juga disebabkan PTM.

“Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak ditularkan langsung dari satu orang ke orang lain, tapi muncul dikarenakan pola hidup tidak sehat,” ujar Wiwid Handayani, Project Officer Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) untuk Young Health Programme (YHP) dalam keterangan pers dikutip Jumat (17/9/2021).

Ia menambahkan, ada delapan isu utama yang perlu dibahas terkait PTM yakni:

-Hidup tanpa rokok.

-Hidup tanpa alkohol.

-Pola makan sehat.

-Aktif berolahraga.

-Aktivitas menghirup udara bersih.

-Hak kesehatan seksual dan reproduksi.

-Gender dan kesetaraan gender.

-Kesejahteraan emosional.

Pembunuh Paling Ganas

Dalam keterangan yang sama, Program Lead CISDI untuk YHP, Putri Regita mengatakan bahwa menghindari rokok dan alkohol sedari usia dini adalah upaya penting untuk mencegah munculnya penyakit tidak menular di masa depan.

Ia menambahkan, penyakit tidak menular yang ditimbulkan pola hidup tidak sehat adalah salah satu pembunuh paling ganas di Indonesia.

“Contohnya, kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker yang mencapai masing-masing 35 persen dan 12 persen dari total kematian di Indonesia.”

Metode Pendidikan Sebaya

Dari sisi sumber daya manusia, keberadaan PTM dianggap sebagai salah satu faktor yang memengaruhi produktivitas, khususnya bagi anak-anak muda.

Salah satu metode paling efektif menanamkan kesadaran hidup sehat ialah melalui metode pendidikan sebaya. Guru dan tenaga kesehatan profesional diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai hidup sehat dan mengarahkan anak didik menjadi pendidik sebaya di lingkungan hidupnya.

“Pendidikan sebaya yang dilakukan secara konsisten dan simpatik terbukti mampu mengubah perilaku remaja dengan berkelanjutan,” ujar Wiwid.

Ia berharap, pendidikan sebaya dapat membuat beberapa keluaran hidup sehat, seperti mulai aktifnya anak melaksanakan aktivitas fisik, menjauhi rokok dan alkohol, hingga tumbuhnya minat mengkonsumsi makanan sehat.

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker?

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker?
Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker? (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya