Hubungan Erat Kesehatan dan Lingkungan dalam Konsep One Health

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada satu hubungan erat dan langsung antara kesehatan dan lingkungan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Nov 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi kesehatan dan lingkungan dalam konsep one health.
Ilustrasi kesehatan dan lingkungan dalam konsep one health. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada satu hubungan erat dan langsung antara kesehatan dan lingkungan.

Hal ini dikenal dengan konsep One Health, suatu pendekatan yang menyadari bahwa kesehatan manusia sangat berhubungan langsung dengan kesehatan hewan dan lingkungan hidup.

“Salah satu contohnya adalah perusakan hutan yang tidak terkendali, dampak asap kebakaran hutan pada paru dan pernapasan. Kerusakan lingkungan juga akan memaksa binatang jadi lebih mendekat ke lingkungan urban, dengan berbagai akibatnya,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Minggu (7/11/2021).

Contoh lain, lanjutnya, beberapa produsen pabrik dan fasilitas kesehatan yang tidak bertanggung jawab mungkin saja membuang limbah antibiotika dan antimikroba lain ke sungai misalnya, sementara di ujung lain sungai itu ada penduduk yang minum airnya. Artinya, secara tidak langsung orang meminum antibiotika dan antimikroba lain dalam dosis yang tidak jelas.

Hal ini dapat menyebabkan Antimicrobial Resistance (AMR) di mana bakteri, virus, jamur, atau parasit tidak dapat dibunuh oleh antimikroba karena sudah kebal.

Bukan Hal Baru

Konsep One Health bukan hal baru, tambah Tjandra. Hanya saja, konsep ini belum cukup banyak dapat tindakan nyata.

“Topik One Health sudah beberapa kali dibahas dalam pertemuan Group of Twenty (G20) sebelum ini dan perlu jadi agenda penting Presidensi G20 Indonesia pada 2022 ini.”

Pada pertemuan Menteri Kesehatan negara G20 di Roma tanggal 5 sampai 6 September 2021, disepakati bahwa diperlukan upaya segera untuk mengatasi masalah kesehatan dunia melalui pendekatan One Health yang memerlukan kolaborasi multi sektor. Baik dari aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Sudah dibahas di G20 bahwa One Health berhubungan juga dengan ketersediaan dan keamanan pangan yang berkelanjutan, perubahan iklim, dan biodiversitas  yang semua berhubungan dengan pendekatan One Health.

Melibatkan WHO

Dari kacamata organisasi internasional maka ini akan melibatkan WHO, Food and Agriculture Organization (FAO), World Organization for Animal Health/Office International des Epizooties (OIE) dan United Nations Environment Programme (UNEP).

Keempat Organisasi ini sudah membentuk pula One Health High Level Expert Panel (OHHLEP).

“Presidensi G20 Indonesia 2022 ini perlu diisi dengan kegiatan-kegiatan konkrit One Health, baik dalam bentuk kajian, pernyataan bersama pimpinan negara G20 dan juga dalam bentuk implementasi nyata di dunia, ini yang penting.”

Indonesia perlu memanfaatkan keketuaan G20 ini untuk meningkatkan program One Health sebagai salah satu modalitas penting mencapai dunia yang lebih sehat. Ini amat sejalan dengan mengaitkan sambutan Presiden Jokowi pada pertemuan G20 di Italia tentang perlunya Tata Ulang Ketahanan Kesehatan Global, dan sambutan Presiden di Climate Change Conference (COP26) di Glasgow yang menyampaikan perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global, tutup Tjandra.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya