Liputan6.com, Jakarta Terpilihnya Indonesia menjadi Presidensi G20 pada 2022 mendatang bisa memberikan beragam manfaat. Melalui dua jalur, Finance Track dan Sherpa Track, KTT G20 yang berlangsung di Bali nanti bertemakan Recover Together, Recover Stronger.
Mengutip Surat Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, pelaksanaan G20 akan berlangsung pada kuartal keempat tahun 2022.
“Penyelenggaraan KTT G20 Tahun 2022 dilaksanakan pada kuartal keempat tahun 2022 di Provinsi Bali,” demikian penjelasan surat tersebut.
Advertisement
Di samping itu, pelaksanaan KTT G20 yang diselenggarakan setiap tahun ini tentu memiliki tema yang berbeda-beda.
Dalam kesempatan Indonesia yang menjadi Presidensi G20, tema yang diangkat adalah Recover Together, Recover Together.
Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk saling membahu dan mendukung agar pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Sementara itu, alasan Indonesia memilih tema tersebut adalah mengingat pentingnya untuk bangkit mencapai pemulihan ekonomi dunia bersama negara lainnya yang disebabkan pandemi Covid-19.
“Dalam keadaan perekonomian dunia yang masih dalam terdampak Covid-19, seluruh negara perlu bergerak bersama mencapai pemulihan dunia. Hal ini antara lain dilakukan melalui koordinasi kebijakan ekonomi dan keuangan. Kerja sama dan koordinasi yang erat diharapkan tidak hanya akan mampu mendukung dunia untuk keluar dari krisis secara merata, tetapi juga akan menghasilkan pemulihan yang lebih berkualitas dalam jangka panjang,” begitu penjelasannya seperti mengutip hasil pemaparan Bank Indonesia bertajuk Menuju Presidensi G20, Kamis (4/11/2021).
Siapkan 3 Pilar Utama
Seiring hal tersebut, Indonesia pun telah menyiapkan tiga pilar utama yang menjadi dasar penyusunan agenda untuk KTT G20 pada 2022.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Suminto menyampaikan, ketiga pilar tersebut akan menjadi dasar agenda diskusi, baik dalam lingkup finance track maupun sherpa track.
Ketiga pilar tersebut, kata Suminto, “Pertama adalah meningkatkan produktivitas, kedua meningkatkan daya tahan dan stabilitas ekonomi dan keuangan, dan ketiga adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," jelasnya kepada Liputan6.com.
Selain itu, salah satu pertemuan dalam G20 adalah Finance Track. Di dalamnya ada agenda untuk mengkoordinasikan kebijakan ekonomi dan keuangan global dalam memandu pemulihan ekonomi.
Adapun agenda kedua, yaitu mengatasi dampak scarring effect atau efek luka dari pandemi terhadap perekonomian. Sementara agenda yang ketiga, terkait sustainable finance yang akan membahas isu-isu soal iklim dan pembiayaan berkelanjutan.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement