Liputan6.com, Jakarta - Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi kepada ibu, ayah, dan orang di sekitarnya bahwa ada hal yang tidak membuatnya nyaman. Orang dewasa yang ada di sekitarnya pun bakal menghampiri untuk menenangkannya.
Penyebab bayi menangis bisa ada banyak hal. Mulai dari dia lapar hingga ada iritasi pada bagian tubuh yang digendong.
Baca Juga
"Bila tetap menangis usai diberi ASI, bisa saja dia memiliki masalah pada perut. Misalnya alergi terhadap makanan yang disantap ibu yang masuk lewat ASI," kata dokter spesialis anak dari Eka Hospital BSD, Pingkan Palilingan saat dihubungi Health Liputan6.com  Selasa, ditulis 23 November 2021.
Advertisement
Ingat, bayi mengkomunikasikan rasa tidak nyamannya dengan menangis. Jadi, selain lapar dan rasa tidak nyaman di perut, dia bisa menangis karena hal lain misalnya karena suhu yang terlalu panas atau dingin.
"Ia bisa menangis bila pipis, pup, terluka, atau iritasi pada bagian dia digendong," kata Pingkan menambahkan.
Bayi yang bosan juga bisa diungkapkan lewat tangisan lho. Orangtua bisa menghiburnya dengan mendengarkan bunyi-bunyian atau gerakan-gerakan sangat disenangi oleh bayi.
Namun, ada juga bayi yang sangat sensitif terhadap suara. Bahkan, bisa jadi suara itu tidak pernah terpikirkan oleh orang dewasa seperti suara TV, radio, bahkan lemari es seperti mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Tugas orangtua atau pengasuh adalah mencari tahu penyebab bayi menangis. Bila sudah lelah karena tidak berhasil membuat bayi tenang, coba minta bantuan orang lain di rumah.
Jika tidak ada, letakkan bayi di tempat yang aman sejenak, lalu tutup mata dan telinga sebentar. Hal tersebut bisa membuat ibu atau pengasuh lebih tenang menghadapi bayi menangis.Â
Â
Jika Bayi Terus Menangis 3 Jam, Ada Apa?
Ketika bayi menangis terus menerus berjam-jam bahkan bisa sampai tiga jam tanpa alasan yang jelas pasti bakal bikin bingung dan khawatir ibu, ayah, atau pengasuh. Padahal, sudah coba beragam cara tapi bayi tetap menangis histeris.
Pingkan, menjelaskan, jika bayi di bawah tiga bulan menangis lebih lama dari biasanya, tanpa alasan jelas, kecenderungan tangisan terjadi dari sore atau malam hari dengan frekuensi sekitar tiga kali seminggu, bisa jadi itu karena kondisi kolik.
Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab kolik. Penelitian membuktikan pada sebagian bayi, kolik disebabkan alergi protein susu sapi.
Penyebab lain adalah intoleransi laktosa. Laktosa adalah unsur karbohidrat yang terdapat di dalam ASI dan susu formula biasa seperti mengutip laman IDAI.
"Kolik ini menyebabkan bayi menangis hebat, berlebihan dari biasanya. Bahkan ia nangis dengan posisi badan membengkok saking karena sakitnya," kata wanita yang mengambil spesialisasi kedokteran anak di Universitas Indonesia ini.
Namun, ibu tidak perlu khawatir. Kondisi ini akan berlalu seiring bertambah usia bayi.
"Enggak usah khawatir, kolik itu nanti akan hilang sendiri saat bayi berusia 3-4 bulan. Mungkin juga bisa beberapa bulan lebih lama,"Â Pingkan menekankan.
Advertisement