Semarak Tradisi Perayaan Natal di Berbagai Belahan Dunia

Setiap negara memiliki cara masing-masing untuk merayakan Natal.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 25 Des 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi. (dok. Pixabay.com/Adhita Diansyavira)
Ilustrasi pohon natal. (dok. Pixabay.com/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jakarta - Natal telah tiba. Hari ini, 25 Desember 2021, umat Kristiani di berbagai belahan dunia merayakan Natal meski pandemi COVID-19 belum usai. Protokol kesehatan ketat tetap harus dilakukan saat perayaan Natal. 

Natal menjadi salah satu hari besar yang dinanti banyak orang di dunia. Berbagai dekorasi Natal yang identik dengan warna merah, hijau, dan putih umumnya menyemarakkan suasana jelang akhir tahun.  Tentu saja, Natal tahun ini dan tahun sebelumnya dirayakan secara berbeda karena pandemi COVID-19. 

Setiap negara memiliki cara masing-masing untuk merayakan Natal. Jika di Amerika Serikat dan Inggris anak-anak menggantungkan kaos kaki atau stocking di perapian, tidak demikian di Kroasia. Alih-alih menggantungkan kaos kaki, anak-anak di Kroasia meletakkan sepatu-sepatu mereka di luar agar Santa Klaus atau St Nick meninggalkan gula-gula atau hadiah kecil bagi mereka.

Lalu bagaimana Natal dirayakan di negara lain? Mari kita menjelajah dunia dan temukan jawabannya, seperti dilansir laman CNBC. 

Kroasia

Seperti telah disinggung, tradisi Natal di Kroasia dilakukan dengan anak-anak meninggalkan sepatu mereka di luar rumah atau di jendela dengan harapan St Nicholas akan memberi permen dan hadiah kecil.

Selain itu, beberapa tradisi terkait Natal di Kroasia mulai dilaksanakan pada November. Namun, perayaan Hari Santo Nicholas sendiri dirayakan pada awal Desember.

"Waktu kecil, aku biasa meletakkan sebuah sepatu di jendela. Lalu pada malam hari, seseorang akan mengisinya dengan hadiah-hadiah dan permen. Pagi harinya aku bangun dengan bahagia," kenang Antonio Zdunich, pria kelahiran Kroasia, berbagi cerita.

Banyak keluarga di Kroasia menanam gandum pada 13 Desember dengan keyakinan tanaman tersebut akan tumbuh subur dan tahun depan menjadi tahun yang makmur bagi mereka.

 

Natal di Swedia dan India

Swedia

Masyarakat di Swedia juga merayakan Natal dengan menghias pohon Natal dan bertukar kado. Uniknya, mereka kerap merayakan Natal dengan menonton film kartun Disney, Donal Bebek.

Tahun lau, jaringan berita The Local melaporkan sekitar setengah populasi di Swedia, tepatnya 4,5 juta orang merayakan Natal dengan menonton tayangan Disney spesial "From All of Us to All of You" yang dibuat pada 1958. Film tersebut telah ditayangkan di Swedia sejak 1959.

India

Seperti di Indonesia, Natal di India juga masuk dalam daftar libur nasional. Berbagai perayaan Natal di sekolah lengkap dengan sosok berkostum Santa Klaus adalah hal yang umum di negara tersebut, mesi hanya 2,4 persen populasi di sana yang Kristiani.

Makanan khas Natal di India adalah kheer, semacam puding susu manis, dan kallappam, pancake beras dan kelapa yang populer di India selatan.

Natal di Jepang, Filipina, dan UEA

Jepang

Di Jepang, Natal dirayakan seperti Hari Valentine. Banyak pasangan menghabiskan waktu bersama saat Natal, menurut sebuah perusahaan penyedia transportasi kereta JR Pass. Selain itu, hal yang umum dilakukan di Jepang saat Natal yakni kencan makan malam dan berjalan-jalan bersama pasangan menikmati lampu-lampu yang menghiasi kota.

Lalu, tradisi paling unik berkaitan dengan perayaan Natal di Jepang yakni makan ayam goreng KFC. Tradisi ini berawal pada 1974 ketika merk ayam goreng itu melakukan kampanye promo "Kentucky Christmas". Menurut perwakilan KFC Jepang, Tatsuya Noguchi, warga mulai memesan paket khusus Natal sejak tujuh minggu sebelum Natal tiba. Brand ayam goreng itu juga mencapai penjualan tertinggi sekitar 23 dan 25 Desember.

"Hari tersibuk setiap tahunnya yaitu pada 24 Desember. Kesibukannya mencapai lima hingga 10 kali lebih tinggi dibandingkan perayaan tahunan lainnya," ujar Noguchi.

Filipina

Sekitar 92 persen penduduk Filipina adalah umat Kristiani. Karenanya, Natal menjadi salah satu perayaan penting di Filipina. Kabarnya, negara ini juga merayakan Natal lebih panjang dibandingkan negara lain, yakni sejak September hingga Januari.

"Seperti banyak budaya Latin, keluargaku di Filipina merayakan Nochebuena, yang merupakan perayaan besar pada Malam Natal," ujar Siena Klinzing, keturunan Filipina.

Menurut Siena, perayaan di Malam Natal merupakan saat kumpul keluarga, makan bersama dan berbagi hadiah. Dan seperti perayaan Malam Natal di negara lain, para keluarga di Filipina juga berkumpul hingga larut dan saling mengucapkan selamat Natal tepat tengah malam.

Tradisi penting lain yang dilakukan saat Natal di Filipina yakni melaksanakan misa malam berturut-turut sejak 16 - 24 Desember. Jika bisa mengikuti misa malam selama sembilan malam berturut-turut dipercaya akan mendapat berkah.

Uni Emirat Arab

Meski mayoritas penduduk UEA beragama Islam, Natal tetap dirayakan di beberapa daerah di negara tersebut. Perayaan Natal umumnya terasa di Abu Dhabi dan Dubai, di mana banyak orang asing tinggal.

Pusat-pusat perbelanjaan dan hotel di kedua kota itu banyak dihiasi dengan pernak-pernik Natal. Jelang Natal, pertunjukan serta menu-menu spesial hari besar itu juga tersaji di restoran-restoran.

Natal di Meksiko dan Kenya

Meksiko

Natal di Meksiko ditandai dengan parade besar, semarak dengan kostum beraneka warna, pinata berisi permen, serta pertunjukan daerah. Namun, momen paling populer jelang Natal adalah Las Posadas, yang dilaksanakan sembilan hari sebelum Natal.

Menurut food blogger Mely Martinez, setiap malam, warga menampilkan prosesi nyanyian yang mengisahkan perjalanan Bunda Maria dan Yosep ke Bethlehem. Prosesi tersebut biasanya dilakukan di rumah seorang warga di mana mereka berkumpul menikmati tamales, punch dan permen. Menu lain yang juga populer saat perayaan tersebut yakni adonan tepung goreng bunuelos, pozole, serta minuman cokelat panas champurrado.

Kenya

Bagi banyak warga Kenya, Natal adalah saatnya migrasi. Kota-kota di Kenya, termasuk ibu kota Nairobi mengalami perpindahan penduduk pada Desember lantaran orang-orang mudik ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga.

Pada Malam Natal, gereja-gereja mengadakan acara, menyanyikan lagu Natal dan hymne selama beberapa jam. Sedangkan pada Hari Natal, kerabat dan keluarga berkumpul, makan bersama. Kerap kali mereka memanggang daging domba atau kambing yang disebut nyama choma.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya