Bumil Jangan Takut, Studi Ungkap Vaksinasi COVID-19 Tidak Meningkatkan Risiko Kelahiran Prematur

Studi terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 tidak meningkatkan risiko kelahiran prematur.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Temuan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa penerimaan vaksin COVID-19 pada saat hamil tidak meningkatkan risiko kelahiran prematur pada

Studi yang dilakukan ilmuwan dari Yale University mengungkapkan bahwa vaksinasi COVID-19 aman selama kehamilan. Jal ini diketahui denganmengamati lebih dari 40.000 ibu hamil, menambahkan bukti baru yang mendukung keamanan vaksinasi COVID-19 selama kehamilan.

Melansir News Yale, vaksinasi COVID-19 selama kehamilan tidak terkait dengan kelahiran prematur. Tidak ada perbedaan pada ibu yang divaksinasi COVID-19 dan tidak terkait kelahiran.

Trimester saat vaksinasi diterima dan jumlah dosis vaksin COVID-19 yang diterima juga tidak terkait dengan peningkatan risiko kelahiran prematur atau SGA, para peneliti menemukan.

Di antara mereka yang termasuk dalam penelitian ini, 10.064 orang, atau hampir 22 persen, menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 selama kehamilan, kata para peneliti.

Sebagian besar (98,3 persen) menerima vaksinasi selama trimester kedua atau ketiga; sisanya (1,7 persen) menerimanya selama trimester pertama kehamilan mereka. Hampir 96 persen dari mereka yang divaksinasi menerima vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech atau Moderna.

Penyebab rendah vaksinasi di antara ibu hamil

Masih rendahnya jumlah ibu hamil yang menerima vaksinasi COVID-19 karena adanya kekhawatiran. Para bumil masih belum mendaptkan informasi tentang keamanan vaksin COVID-19. 

"Vaksinasi COVID-19 penting untuk mencegah penyakit parah pada ibu hamil," kata Heather Lipkind, profesor kebidanan, ginekologi, dan ilmu reproduksi di Yale School of Medicine dan penulis utama studi tersebut.

"Dengan meningkatnya tingkat COVID-19 di komunitas kami, kami mendorong ibu hamil untuk divaksinasi."

Ibu hamil, selain melihat peningkatan risiko penyakit parah dan kematian dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, lebih mungkin memerlukan masuk ke unit perawatan intensif, ventilasi invasif, dan oksigenasi darah dengan bantuan mesin.

CDC dan American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan vaksin COVID-19 untuk orang yang sedang hamil, menyusui, mencoba hamil, atau mungkin akan hamil di masa depan.

Reporter: Lianna leticia

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya