Liputan6.com, Jakarta Lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, bayi prematur menghadapi risiko tinggi berbagai disabilitas seumur hidup. Semakin dini kelahiran, semakin besar risikonya. Faktor-faktor seperti berat badan lahir rendah dan kondisi kesehatan ibu juga berperan penting.
Beberapa disabilitas potensial meliputi gangguan pernapasan (seperti displasia bronkopulmoner), gangguan penglihatan (retinopati prematuritas), gangguan pendengaran, gangguan neurologis (cerebral palsy, epilepsi), masalah belajar dan perkembangan, asma, dan gangguan fungsi paru-paru. Perawatan intensif dan pemantauan dini sangat krusial untuk meminimalisir risiko.
Baca Juga
"Komplikasi-komplikasi (yang bisa dialami bayi prematur) seperti perdarahan otak, kebutaan, kelainan bawaan yang harus kita deteksi sedini mungkin. Kemudian pengeroposan tulang, pendengaran, banyak. Ya semua organ," ungkap dr. Adhi Teguh Perma Iskandar, spesialis anak konsultan neonatologi, dalam temu media peringatan Hari Prematur Sedunia.
Advertisement
Penyebab Bayi Prematur
Penyebab bayi prematur beragam dan kompleks. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kelahiran prematur meliputi usia kehamilan saat lahir, berat badan lahir rendah, kondisi kesehatan ibu selama kehamilan (infeksi, hipertensi), faktor genetik (riwayat kelahiran prematur dalam keluarga), dan faktor sosial ekonomi (keterbatasan akses perawatan kesehatan).
Semakin dini bayi lahir, semakin tinggi risiko disabilitas. Berat badan lahir rendah seringkali menyertai kelahiran prematur dan meningkatkan risiko komplikasi. Penyakit ibu seperti infeksi atau hipertensi juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan disabilitas pada bayi.
Faktor genetik juga berperan, riwayat kelahiran prematur dalam keluarga meningkatkan risiko. Terakhir, akses terbatas pada perawatan kesehatan prenatal dan postnatal yang memadai dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan komplikasi berikutnya.
Advertisement
Risiko yang Dihadapi Bayi Prematur
Bayi prematur rentan terhadap berbagai masalah kesehatan serius. Gangguan pernapasan merupakan masalah paling umum, seringkali membutuhkan bantuan alat pernapasan. "Bayi di bawah satu kilo atau bayi amat sangat prematur karena di bawah 28 minggu masalahnya banyak. Masalah nomor satu paling sering itu pernapasan," jelas dr. Adhi.
Selain masalah pernapasan, bayi prematur juga berisiko mengalami gangguan penglihatan (retinopati prematuritas), gangguan pendengaran, dan gangguan neurologis seperti cerebral palsy dan epilepsi. Masalah belajar dan perkembangan juga sering terjadi, termasuk keterlambatan motorik, kognitif, dan bahasa.
Mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami asma dan gangguan fungsi paru-paru jangka panjang. "Mereka sering mengalami sesak napas yang harus dibantu dengan alat bantu napas," tambah dr. Adhi menjelaskan tantangan dalam perawatan bayi prematur.
Perawatan Bayi Prematur
Perawatan bayi prematur membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan tepat waktu. Perawatan intensif di NICU (Neonatology Intensive Care Unit) sangat penting untuk meminimalisir risiko komplikasi dan meningkatkan peluang bayi untuk tumbuh sehat.
Pemantauan fungsi organ vital dan pertumbuhan fisik yang berkelanjutan sangat krusial. "Keberhasilan perawatan bayi prematur sangat bergantung pada intervensi medis yang tepat waktu, termasuk pemantauan fungsi organ vital dan pertumbuhan fisik yang berkelanjutan," ujar dr. I.G.A.N. Partiwi.
Pendekatan medis yang cermat dan multidisipliner diperlukan untuk memastikan bayi prematur tumbuh optimal dan mengurangi potensi gangguan jangka panjang. Intervensi dini untuk mendeteksi dan mengatasi masalah yang mungkin timbul juga sangat penting.
Advertisement
Disabilitas pada Bayi Prematur
Berbagai disabilitas dapat terjadi pada bayi prematur, tergantung pada tingkat prematuritas dan faktor-faktor lainnya. Berikut beberapa potensi disabilitas:
- Gangguan Pernapasan: displasia bronkopulmoner (BPD), mengi
- Gangguan Penglihatan: retinopati prematuritas (ROP)
- Gangguan Pendengaran: sensorineural dan konduktif
- Gangguan Neurologis: cerebral palsy, epilepsi, gangguan perkembangan saraf
- Masalah Belajar dan Perkembangan: keterlambatan motorik, kognitif, bahasa, kesulitan belajar
- Asma
- Gangguan Fungsi Paru-Paru
Meskipun risiko ini signifikan, penting diingat bahwa tidak semua bayi prematur akan mengalami disabilitas. Banyak yang tumbuh dan berkembang dengan baik dengan perawatan yang tepat.
Permasalahan Lain pada Bayi Prematur
Selain disabilitas, bayi prematur juga sering menghadapi masalah lain, seperti kesulitan dalam kemampuan oromotor (menghisap dan menelan), dan sistem imun yang lemah. Hal ini membuat mereka rentan terhadap infeksi.
"Permasalahan enggak sampai di situ biasanya, permasalahan selanjutnya adalah, apakah tekanan darahnya bisa stabil, apakah nanti bayi ini bisa minum, apakah bayi ini terserang infeksi atau tidak karena daya imunitasnya enggak bagus," jelas dr. Adhi.
Stabilitas tekanan darah, kemampuan minum, dan risiko infeksi merupakan tantangan tambahan dalam perawatan bayi prematur. Perlu penanganan yang cermat dan komprehensif untuk mengatasi semua permasalahan ini.
Advertisement
