Makna Mendalam Sajian Ikan Bandeng dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Ikan bandeng berukuran besar melambangkan kemakmuran dan rezeki yang berlimpah. Seperti melambangkan harapan yang lebih baik di Tahun Baru Imlek.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Feb 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2022, 11:00 WIB
Berburu Ikan Bandeng Imlek Rawa Belong di Masa Pandemi
Pedagang memotong dan membersihkan sisik ikan bandeng dari air tambak di kawasan Rawa Belong, Jakarta, Rabu (10/2/2021). Menjelang perayaan Imlek atau Tahun Baru China, penjualan ikan bandeng tambak sepi pembeli akibat pandemi Covid-19 dibanding tahun sebelumnya. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia, terutama yang ada di DKI Jaarta dan sekitarnya kerap menyajikan ikan bandeng di meja makan. Menurut sejarawan JJ Rizal hal ini hanya ada di Indonesia.

JJ Rizal menerangkan, orang Tionghoa yang ada di Jakarta justru menyerap sajian ikan bandeng dari kultur Betawi sejak abad ke-17. Bahkan mungkin ada yang mengenal penyebutan Lebaran Cina, bukan? Itu adalah nama lain dari Imlek oleh orang Betawi menunjukkan penerimaan masyarakat Betawi terhadap Imlek.

Dulu, ikan bandeng kerap hadir dalam sajian khas Imlek mengingat ikan ini gampang dipelihara di laut utara Jakarta. Namun, ada juga nelayan yang memeliharanya sampai seberat 2-7 kg khusus untuk dijual saat Tahun Baru Imlek seperti mengutip laman Warisan Budaya TakBenda Indonesia dari Kemendikbud.

Ikan bandeng yang berukuran besar bagi orang Tionghoa melambangkan kemakmuran dan rezeki yang berlimpah. Kata “ikan” atau “Yu” dalam logat Mandarin artinya rezeki. Sehingga, harapannya di tahun yang baru mereka akan memperoleh kemakmuran dan rezeki.

Lalu, duri pada ikan bandeng dimaknai sebagai kehidupan yang rumit. Maka dari itu, saat santap ikan bandeng perlu kehati-hatian. Sama seperti menjalani hidup ini perlu berhati-hati

Bagi masyarakat Tionghoa sendiri, hidangan ikan selalu disajikan di akhir jamuan sebagai lambang rezeki berlimpah di masa mendatang. Ikan disajikan utuh dari kepala hingga ekor.

 

 

Tidak Bawa Sajian Ikan Bandeng, Tanda Tidak Hormat ke Orang Lebih Tua

Penjualan Ikan Bandeng Jelang Imlek di Pasar Petak Sembilan
Pedagang mamasukan ikan bandeng ke dalam kotak es di Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Senin (31/1/2022). Ikan bandeng banyak dibeli jelang Imlek sebagai hidangan saat perayaan Tahun Baru masyarakat Tionghoa itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ikan bandeng juga tanda penghormatan saat perayaan Imlek. Seorang anggota keluarga yang tidak membawa ikan bandeng kepada orang yang lebih tua seperti kepada orangtua dan mertua dianggap tidak mempunyai sopan.

Selain itu, ada juga yang menjadikan sajian ikan bandeng sebagai tantangan kepada calon menantu perempuan layak atau tidak masuk menjadi anggota keluarga. Lalu, apa hubungan ikan bandeng dengan calon menantu perempuan?

Hal ini terkait kerajinan, ketekunan, sensitivitas serta kerapian. Terkait kerajinan, untuk mendapatkan ikan bandeng yang besar dan gemuk hanya bisa diperoleh pada pagi hari. 

Lalu, soal ketekunan, untuk memasak ikan pindang bandeng yang nikmat perlu dengan api kecil. Jika dapat melakukannya maka lolos tes.

Ketiga, sensitivitas juga diuji di sini mengingat pindang memiliki rasa manis, pedas, asin, dan asam harus pas.

Lalu, keempat  kerapian dalam penyajian sajian ikan bandeng adalah hal yang sangat penting.

Infografis Tradisi-tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek

Infografis Tradisi Tahun Baru Imlek
Tradisi-tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek (dok.Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya