Liputan6.com, Jakarta - Tidak seperti varian sebelumnya, Omicron COVID-19 diklaim lima kali lebih cepat menularkan virus meskipun gejala yang ditimbulkan cenderung lebih ringan.
Materi genetik Omicron pun sulit dideteksi oleh tes biasa, sehingga protokol kesehatan dan vaksinasi adalah sejumlah cara untuk melindungi diri.
Baca Juga
Dijelaskan dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik & infeksi yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr Ronald Irwanto bahwa untuk memastikan varian Omicron atau bukan harus menggunakan tes Whole Genome Sequence (WGS). Dan, protokol kesehatannya pun tidak bisa dianggap sepele.
Advertisement
"Tetap penularannya melalui droplet, oleh karena itu yang dikenakan masker medis. Jangan masker kain, jangan masker scuba," katanya dalam media diskusi di RSPI belum lama ini.
Menurut Ronald, masker medis bisa melindungi orang sekitar dari kontak droplet kita. Dan, yang terpenting adalah penggunaan masker yang benar.
"Pakai masker yang menutupi hidung dan mulut. Kurangi berkerumun dan cuci tangan. Jangan makan bersama," katanya.
Selain prokes, vaksinasi juga sangat dianjurkan untuk mencegah seseorang terinfeksi COVID-19. Ronald, menuturkan, vaksin yang direkomendasikan adalah yang disesuaikan oleh petugas medis.
"Karena itu sudah kredibel dan memiliki effiacy yang baik."
"Percayalah (pemberian vaksinasi) sudah berdasarkan pertimbangan dari berbagai aspek, karena sudah atas pertimbangan kesediaan vaksin, kebutuhan, dan lain-lain," katanya.
Â
Lebih ringan dari Delta?
Ronald, menyampaikan, kini banyak expert yang menyatakan bahwa severitas atau keparahan Omicron lebih rendah atau bisa disebut lebih baik daripada Delta.
Akan tetapi WHO menekankan bahwa kita masih belum bisa melepas kewaspadaan atau awareness.
"Sebab kita tidak bisa membedakan varian dari gejala, kalaupun ingin membedakannya harus berdasarkan WGS," katanya.Â
Â
Advertisement
Omicron Bisa jadi Berat
Ronald pun menjelaskan bahwa COVID-19Â bagi mereka yang memiliki komorbid bisa memberatkan kondisinya. Seseorang bisa mengalami peradangan hebat di saluran napas dan itu berbahaya.
"Ada sebagian kecil orang yang mengalami peradangan memburuk di akhir waktu isoman," ujarnya.
Untuk itu, dia memberikan tips isoman agar lekas sembuh:Â
- Positif thinking.
- Konsumsi makanan/minuman yang sehat.
- Hindari penggunaan banyak obat.
"Jadi kalau kondisinya ringan dan isoman, ketika batuk boleh minum obat batuk, ketika demam boleh minum obat demam, tapi kalau reduksi gejala membaik, jangan menggunakan banyak obat-obatan," katanya.
- Banyak yang isoman tidak bisa tidur, sehingga dari isoman jadi insomnia.
"Hindari makanan yang tidak sehat, yang tidak bersih supaya badan cepat pulih. Kurangi makanan yang berlemak tinggi, gorengan. Pilih makanan yang sehat," pungkasnya.
Â
Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron.
Advertisement