Liputan6.com, Jakarta - Selain COVID-19, kemunculan hepatitis akut misterius yang saat ini menyerang anak-anak menjadi perhatian dunia. Ada belasan negara, termasuk Indonesia, melaporkan kasus tersebut.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mengumumkan pada 1 Mei 2022, tiga anak meninggal dunia diduga terkait kasus hepatitis akut misterius. Ketiga anak tersebut meninggal dunia dalam kurun waktu berbeda ketika menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Baca Juga
Ketiganya berasal dari rujukan rumah sakit berbeda di wilayah Jakarta. Gejala yang ditemukan pada pasien tersebut antara lain mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran.
Advertisement
Saat ini Kemenkes tengah menginvestigasi penyebab kasus hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pun tengah melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut. Masyarakat diimbau tetap tenang dan berhati-hati.
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Senin (2/5).
Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selain Indonesia, ada 12 negara di dunia yang telah melaporkan temuan kasus hepatitis akut pada anak. Negara-negara tersebut yakni Inggris raya, Irlandia Utara, Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Norwegia, Prancis, Belgia.
Pada Sabtu (30/4), Singapura pun turut melaporkan kasus hepatitis akut misterius pada anak. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan satu kasus hepatitis akut pada bayi laki-laki usia 10 bulan. Kemenkes Singapura tengah meneliti apakah kasus tersebut serupa dengan kasus hepatitis akut di negara lain.
Mengutip laman Medical News Today, saat ini ada sekitar 200 kasus hepatitis, 17 transplantasi liver, dan satu kematian di seluruh dunia yang dikaitkan dengan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya.
Kasus hepatitis akut pada anak-anak itu pertama kali ditemukan di Inggris yang kemudian ditemukan pula pada negara lain. Di AS, kasus hepatitis akut misterius diketahui tercatat di beberapa negara bagian seperti Alabama, Carolina Utara, Illinois, dan Wisconsin. Anak-anak yang mengalaminya berusia antara 1 bulan hingga 16 tahun.
Sejauh ini, tes virus hepatitis A, B, C, D, atau E pada kasus tersebut tidak ada yang menunjukkan hasil positif, yang menunjukkan patogenesis baru.
Diperkirakan Jumlahnya Akan Meningkat
Hepatitis ditandai dengan kadar enzim hati yang terlalu tinggi. Pakar medis berjuang untuk mengidentifikasi penyebab wabah tersebut. Meskipun belum terkonfirmasi, ada dugaan bahwa virus penyebab flu biasa, adenovirus, mungkin memiliki keterkaitan dengan infeksi hepatitis akut tersebut, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam pengarahan teknis Senin.
Menurut WHO, jenis adenovirus yang dikenal sebagai tipe F 41 terdeteksi pada lebih dari 70 kasus hepatitis akut.
"Sementara adenovirus adalah hipotesis yang mungkin, penyelidikan sedang berlangsung untuk agen penyebab," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Karena komunitas medis sedang mencari kasus baru, jumlah anak-anak yang terkena dampak diperkirakan akan meningkat karena lebih banyak kasus telah dilaporkan di Irlandia, Spanyol, Israel, dan negara-negara lain.
Menurut WHO, jenis adenovirus yang dikenal sebagai tipe F 41 terdeteksi pada lebih dari 70 kasus hepatitis.
"Sementara adenovirus adalah hipotesis yang mungkin, penyelidikan sedang berlangsung untuk agen penyebab," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Karena komunitas medis sedang mencari kasus baru, jumlah anak-anak yang terkena dampak diperkirakan akan meningkat karena lebih banyak kasus telah dilaporkan di Irlandia, Spanyol, Israel, dan negara-negara lain.
Advertisement
Imbauan Kesiagaan terhadap Kasus Hepatitis pada Anak
Pada 21 April, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) mengeluarkan Health Alert Network Health Advisory atau imbauan kesiagaan pada dokter dan otoritas kesehatan masyarakat mengenai sejumlah kasus hepatitis anak yang tidak dapat dijelaskan di Alabama.
Pada November 2021, sebuah rumah sakit besar memberi tahu CDC bahwa mereka telah melihat lima anak dengan kerusakan hati yang signifikan dan tidak dapat dijelaskan. Tiga di antaranya mengalami gagal hati akut. Pada bulan Februari, rumah sakit telah mengidentifikasi empat pasien lainnya. Semua memiliki infeksi adenovirus tipe 41.
Pada 5 April, pejabat kesehatan di Inggris pun telah melapor pada Organisasi Kesehatan Dunia tentang 10 kasus hepatitis akut parah di Skotlandia tengah. Satu kasus terjadi pada Januari tahun ini, dan sisanya dilaporkan pada Maret. Lalu pada 8 April, jumlah kasus telah meningkat menjadi 74. Beberapa di antaranya, anak-anak, juga mengidap adenovirus.
Sementara itu belum ada hubungan yang konsisten antara kasus hepatitis akut dan misterius dengan SARS-CoV-2, meskipun beberapa anak dinyatakan positif mengidapnya.
Adenovirus F 41
Dengan adanya temuan adenovirus F tipe 41 pada banyak anak yang terinfeksi hepatitis akus, virus tersebut saat ini menjadi petunjuk terbaik komunitas medis mengenai sumber hepatitis. Namun, Dr. Kalaskar menambahkan,
“Kami masih mempelajari lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya menyebabkan kasus-kasus yang diketahui. Memang benar bahwa jenis adenovirus tertentu (41) telah diidentifikasi pada sebagian besar kasus, tetapi apa dan bagaimana hal ini mungkin memicu penyakit belum diketahui. Investigasi lebih lanjut termasuk pengujian dan identifikasi virus ini dan virus lain akan diperlukan untuk membantu membangun keterkaitan, jika ada.”
Lebih dari 100 adenovirus telah diidentifikasi hingga saat ini. Mereka adalah patogen umum bagi manusia yang terutama mempengaruhi mata, saluran udara, dan usus, tetapi mereka juga dapat menyebabkan penyakit di hati, saluran kemih, dan kelenjar adenoid.
Adenovirus tipe 41 — dan adenovirus tipe 40 — dikaitkan dengan diare di seluruh dunia dan kematian diare pada anak-anak.
Advertisement