Ibu Hamil Bisa Cegah Anak Stunting dengan Sarapan dan Batasi Kafein

Mendapat sarapan dengan kandungan gizi seimbang serta membatasi asupan kafein bisa membantu ibu mencegah anak mengalami stunting atau kekerdilan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2022, 12:00 WIB
Studi: Orang yang Lewatkan Sarapan Ngemil Lebih Banyak
Ilustrasi sarapan. (Dok. Artem Beliaikin/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sarapan tak hanya penting bagi individu yang bersangkutan, melainkan juga bagi orang terdekat. Hal tersebut berlaku khususnya bagi para ibu.

Mendapat sarapan dengan kandungan gizi seimbang serta membatasi asupan kafein bisa membantu ibu mencegah anak mengalami stunting atau kekerdilan.

"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang serta stimulasi lingkungan yang kurang mendukung," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, dilansir Antara.

Hasto menyarankan agar para ibu, terutama yang tengah hamil, untuk sarapan pagi. Meski tidak jarang ibu hamil yang mengalami mual di pagi hari, namun mengusahakan sarapan dengan menu kaya kalsium seperti roti gandum, biskuit atau pisang akan sangat baik untuk tubuh.

Makanan lain yang disarankan adalah menu empat sehat lima sempurna, yakni memperbanyak porsi sayuran hijau dan buah. Sesekali nasi putih diganti dengan nasi merah yang kaya antioksidan, protein, vitamin E.

Semua makanan itu harus diimbangi dengan camilan sehat rendah lemak seperti yogur atau kacang-kacangan. Ibu juga harus mengonsumsi vitamin berupa suplemen zat besi untuk kelancaran peredaran darah, penambah darah untuk mengurangi risiko anemia. Sementara asam folat dapat membantu tumbuh kembang bayi.

Hasto juga menekankan pentingnya mengonsumsi protein hewani seperti ikan. Diharapkan ibu mengusahakan mengonsumsi dua menu ikan dalam seminggu dengan cara masak yang benar dan matang sempurna guna mencegah paparan bakteri atau kuman.

"Asupan gizi ibu hamil merupakan faktor penting, baik untuk pemenuhan nurtisi ibu hamil maupun pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan," jelasnya.

Batasi Kafein

Mengonsumsi makanan bergizi dan rutin mengontrol kesehatan ke fasilitas kesehatan bisa menjadi upaya ibu mencegah bayi dalam kandungan dan setelah dilahirkan mengalami stunting. Memeriksakan kesehatan disarankan setidaknya empat kali agar berbagai kemungkinan buruk bisa segera diatasi.

Mengenai asupan kafein pada masa kehamilan, meski terdapat pro dan kontra, para ahli menganjurkan konsumsi kafein pada ibu hamil kurang dari 200 mg per hari atau setara 2 cangkir kopi instan.

Hasto pun menyarankan agar ibu hamil memperbanyak asupan cairan berupa air putih yang dapat pula ditambah susu atau jus buah segar.

"Perbanyak konsumsi air putih sepanjang hari, bisa ditambah dengan susu atau jus buah segar. Tapi ingat, hindari minuman beralkohol. Semoga bayi yang dikandung dan dilahirkan ibu tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang gemilang dan menjadi generasi unggul."

 

24,4 Persen Balita Indonesia Stunting

Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 menunjukkan, ada 24,4 persen atau tujuh juta balita yang mengalami stunting di Indonesia.

Angka tersebut sebenarnya telah menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 sendiri, angka stunting di Indonesia masih menginjak 27,7 persen. Sehingga terdapat penurunan sekitar 3,3 persen.

Namun, Indonesia memang masih memiliki cukup banyak tugas untuk melawan stunting demi mewujudkan rencana dalam mencetak Generasi Emas pada 2045 mendatang.

Pada webinar Generasi Bebas Stunting menyambut Hari Keluarga Nasional pada 6 Juli lalu, Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa berdasarkan pesan khusus arahan Presiden RI Joko Widodo, keluarga muda yang kini harus menjadi perhatian utama.

"Karena keluarga-keluarga mudayang masih akan hamil dan akhirnya bisa melahirkan anak-anak yang stunting," ujar Hasto.

Kerja Sama antarPihak untuk Atasi Stunting

Hasto menjelaskan bahwa stunting menjadi ancaman untuk generasi muda dan kualitas bangsa kedepannya. Sehingga perlu untuk diturunkan lewat kerja sama antar pihak.

"Stunting menjadi ancaman kualitas generasi muda dan kualitas bangsa kita. Maka stunting harus kita turunkan secara bersama-sama," ujar Hasto.

Dalam kesempatan yang sama, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Dr Teguh Setyabudi mengatakaner, penurunan stunting membutuhkan adanya perkuatan dari sisi kelembagaan pusat dan daerah.

"Pada dasarnya memperkuat kelembagaan mulai di tingkat pusat dan daerah, memberikan kuasa penuh pemerintah daerah dalam mengambil langkah-langkah aksi konvergensi guna percepatan penurunan stunting," ujar Teguh.

"Sehingga resolusi mencapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat terealisasi," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya