Liputan6.com, Jakarta - Data tiga bulan terakhir di DKI Jakarta menunjukkan bahwa pasien Corona dengan kondisi berat atau meninggal sekitar 48 persen belum mendapatkan vaksinasi maupun baru sekali disuntik vaksin COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes DKI Jakarta, dr Dwi Oktavia.
"Kalau dilihat dari data, pada pasien COVID-19 berat atau meninggal periode tiga bulan terakhir, ada 48 persen yang memang belum vaksin atau baru sekali vaksin," kata Dwi.
Baca Juga
Hal ini tentu menjadi sebuah pengingat bahwa di tengah gegap gempita vaksinasi COVID-19, masih ada sebagian orang yang belum menerima suntikan vaksin COVID-19 sama sekali.
Advertisement
Dwi juga mengungkapkan bahwa memang sebagian besar yang dirawat di rumah sakit mayoritas pada kelompok yang belum mendapat vaksinasi lengkap maupun terlambat mendapatkan booster atau suntikan dosis ketiga vaksin COVID-19.
Oleh karena itu Dwi pun mengimbau agar masyarakat yang belum mendapat vaksinasi dosis lengkap untuk segera mendapatkannya.Â
"Yang belum, segera dilengkapi. Segera lakukan vaksinasi pada anak usia 6 tahun ke atas, dan bagi yang sudah 18 tahun ke atas, segera booster," tutur Dwi dalam diskusi bersama BNPB pada Senin, 1 Agustus 2022.
Bila vaksinasi sudah lengkap dan juga sudah booster, maka risiko alami sakit berat maupun fatal bila terpapar COVID-19 akan berkurang.
"Vaksinasi sudah terbukti bisa mengurangi risiko COVID-19 berat dan fatal," tegasnya.
Â
23 Ribu Kasus Aktif di DKI
Bila menilik data tambahan kasus COVID-19, DKI Jakarta kerap menjadi ranking satu yang menyumbangkan angka konfirmasi. Rata-rata dalam beberapa pekan terakhir, setiap hari DKI Jakarta menyumbangkan 2 ribu hingga tiga ribu kasus dalam angka nasional.
Lalu, ada 23 ribu kasus aktif per hari ini. Artinya mereka masih menjalani isolasi maupun perawatan di fasilitas kesehatan yang ada di DKI Jakarta. Sebagian ada yang mesti dirawat di ICU.
"Keterisian di rumah sakit saat ini untuk pemanfaatn tempat tidur isolasi ada 22 persen dan ICU terisi 16 persen," kata Dwi.
Menurut Dwi, angkat tersebut juga menunjukkan bahwa kasus COVID-19 pada saat ini cenderung bergejala ringan. Sehingga jumlah pasien yang dirawat di RS tidak membludak di tengah gelombang BA.4 dan BA.5 ini.Â
Advertisement
Pasien Lansia Lebih Rentan Alami Keparahan
Dwi mengatakan bahwa COVID-19 bisa serang semua kelompok usia. Namun, perlu diwaspadai pada kelompok dengan penyulit atau memiliki penyakit berat karena rentan alami keparahan
"Biasanya pada kelompok lansia memiliki tingkat kerentanan lebih besar dari kelompok lain, tuturnya.
Selain itu, Dwi juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk mencegah terkena COVID-19. Terutama pada orang dengan komorbid, upayakan untuk menerapkan protokol kesehatan serta mengelola kondisi kesehatan agar penyakitnya terkontrol. Misal pada pasien diabetes maupun darah tinggi.
Â
Â
Â