Warganet Singgung Pacar Mario Dandy dengan Sebutan Princess Syndrome Sang Manipulator, Apa Itu Sindrom Putri?

Apa itu Princess Syndrome julukan yang diberikan warganet untuk AG pacar Mario Dandy penganiaya David Latumahina

oleh Tiara Laninda diperbarui 27 Feb 2023, 17:13 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2023, 16:00 WIB
Princess Syndrome
Ilustrasi princess syndrome (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral video penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy kepada David Latumahina anak pengurus GP Ansor.

Sebelumnya diduga bahwa AG, pacar Mario Dandy, menjadi dalang dari kasus ini. Namun, hal ini dibantah pengacara AG, Mangatta Toding Allo, melalui konferensi pers pada Jumat, 24 Februari 2023.

Meski telah dibantah, masih banyak masyarakat Indonesia yang menyalahkan AG dan membahas alasan seorang remaja 15 tahun bisa melakukan hal tersebut.

Pemiliki akun Facebook dengan nama Alto L, misalnya. Dia mengunggah tulisannya yang berjudul ‘Princess Syndrome sang manipulator!’ pada Minggu, 26 Februari 2023.

Melalui tulisan itu, Alto menceritakan kisah seorang anak 15 tahun yang memiliki princess syndrome. Warganet menduga tulisan itu merupakan kisah AG. Lantas, apa itu princess syndrome?

Apa Itu Princess Syndrome?

Mungkin Anda belum pernah menemukan sindrom ini di buku medis. Namun, ternyata banyak gadis remaja yang menderita princess syndrome. 

Sebagaimana ditulis Psychology Today, seseorang yang menderita princess syndrome ingin menjalani kehidupan yang sempurna layaknya seorang putri.

Ia hanya berfokus pada hal-hal indah, berpikir bahwa dirinya harus menjadi pusat perhatian atau self-centered, dan terobsesi dengan penampilannya.

Hal-hal tersebut mungkin dapat menjadi sesuatu yang menggemaskan apabila terjadi pada anak perempuan balita.

Akan tetapi, ternyata hal ini dapat terus melekat pada diri seseorang hingga dia berkembang menjadi remaja.

Hal ini dapat memengaruhi banyak aspek di hidupnya, mulai dari ketergantungan pada orang lain, tidak mampu menjaga diri sendiri, hingga merasa bahwa ia memiliki kekuatan terhadap orang sekitar.

Princess syndrome bukan hanya tentang penampilan dan branding yang baik.

Hal ini berkaitan pula dengan ketidakmandirian dan sifat ketergantungan pada orang lain untuk membuat semuanya lebih baik baginya.

Peran Orang Tua untuk Mencegah

Orang Tua dan Anak
Ilustrasi orang tua ajarkan anak sejak dini. (Credits: pexels.com by Andrea Piacquadio)

Jadi, apa yang bisa orang tua lakukan untuk membantu putrinya menciptakan kebahagiaan yang bukan berasal dari orang lain, melainkan dari dirinya sendiri?

Tak Bisa Menghindari, Ajarkan Sejak Dini

Apabila Anda berpikir untuk melindungi putri Anda dari semua hal yang berpotensi berpengaruh negatif, sayangnya hal ini tidak mungkin. Anda tidak bisa mencegah seseorang dari seluruh pengaruh di sekitarnya, baik positif maupun negatif, karena hal ini merupakan bagian dari tumbuh dan berkembangnya seorang manusia.

Anda memang tidak bisa menghindari sepenuhnya, tetapi sebagai orang tua, Anda dapat mengajarkan bagaimana cara mengatasi tekanan, mengembangkan harga diri yang positif, dan kemandirian.

Biarkan anak Anda menjadi seorang putri. Namun, ajarkan dia untuk menjadi seorang putri yang mandiri, mampu menjaga diri sendiri, dan peduli terhadap dunia sekitarnya.

 

 

Bantu Kenali Diri Sendiri

Ilustrasi mencintai diri sendiri, cinta diri, ikhlas
Ilustrasi mencintai diri sendiri, cinta diri, ikhlas. (Image by nakaridore on Freepik)

Penting bagi seseorang untuk tidak langsung menerima semua pesan yang diterima. Ajarkan putri Anda untuk memikirkan pesan yang diterimanya, terutama dari internet dan media.

Mulailah membantunya untuk mengenal dirinya sendiri dan mengetahui hal-hal yang menurutnya menarik.

Sebagai contoh, tanyakan apa yang dia inginkan beserta alasannya, mengapa dia menyukai selebriti tertentu, mengapa penampilan merupakan sesuatu yang penting baginya, dan hal lainnya yang berkaitan dengan jati dirinya.

Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut terlihat sepele dan bukan merupakan suatu hal penting yang harus dibahas bersama orang tua. Namun, ternyata hal-hal kecil tersebut memiliki peran besar bagi seseorang untuk mengenali dirinya secara lebih dalam.

Bantu dia mengembangkan dirinya untuk menjadi kuat, mandiri, dan percaya diri, serta mencari hal serupa di internet atau media.

Bantu Temukan Suara

Melatih Anak untuk Berani Berpendapat
Melatih Anak untuk Berani Berpendapat
INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Permasalahan Kesehatan Mental Remaja di Indonesia
INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Permasalahan Kesehatan Mental Remaja di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya