Liputan6.com, Jakarta - Rumah tangga Indra Bekti dan Aldila Jelita terkenal adem ayem. Namun dalam seketika, kabar kurang mengenakkan menimpa keduanya. Aldila Jelita secara resmi telah menggugat cerai Indra Bekti pada akhir Februari 2023.
Saat berbincang bersama Melaney Ricardo, Aldila Jelita mengungkapkan bahwa Indra Bekti menjadi lebih emosional usai keluar dari rumah sakit. Indra Bekti kerap marah terhadap hal-hal kecil, bahkan hingga membuat anaknya trauma.
Baca Juga
Perubahan sikap Indra Bekti lebih tepatnya terjadi usai dirinya menjalani operasi. Seperti diketahui, Indra Bekti mengalami pendarahan otak dan stroke yang memengaruhi penglihatannya.
Advertisement
"Pertama kali, wow, luar biasa. Emosi banget. Sampai anak-anak sempat agak trauma sama dia. Dia (Indra Bekti) sampai minta maaf sama anak-anak," ujar Aldila Jelita mengutip ucapannya dalam video yang tayang pada kanal YouTube Melaney Ricardo, Kamis (2/3/2023).
Yang Terjadi Setelah Indra Bekti Keluar dari RS
Aldila Jelita menjelaskan bahwa saat keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumah, Indra Bekti terus menanyakan keberadaan ponselnya. Padahal, penglihatan Indra Bekti kala itu belum kembali normal.
Sehingga menurut pendapat Aldila Jelita, Indra Bekti baiknya fokus istirahat dulu tanpa perlu memegang handphone untuk saat itu.
"Setiap malam emosi dia lebih tinggi. Suatu saat dia tanya sama anak-anak, 'Where is my handphone?' terus anak-anak bilang 'ini lagi dicas, buat apa Ayah?', tiba-tiba dia marah, terus dia (bilang) 'you wanna fight me?'," ujar Aldila Jelita.
"Wah aku agak sewot, aku bilang 'Yang, kenapa kamu jadi harus marah sama anak-anak?' Dia sampai mukul. Kan dia duduk di bawah kan sambil makan, dia mukul," lanjut Aldila Jelita.
Kondisi Psikologis Indra Bekti Menurut Psikolog
Berkaitan dengan kondisi psikologis Indra Bekti, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sekaligus Pengurus Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia (APKI), Psikolog Adhityawarman Menaldi, M.Psi mengungkapkan bahwa memang aspek frustasi pada pasien stroke bisa terjadi.
"Sisi psikologis orang dengan stroke: Pendarahan di otak, serupa dengan bocornya salah satu pipa air di rumah. Keran yang seharusnya bisa mengalirkan air, jadi tidak bisa. Mesin cuci yang tersambung langsung dengan pipa air, tidak bisa beroperasi dengan sebagaimana harusnya," ujar pria yang akrab disapa Iman pada Health Liputan6.com.
"Stroke membuat aliran darah ke otak (sebagai penentu utama aktifitas kita) menjadi hilang. Dalam darah, ada oksigen. Kehilangan oksigen sepersekian detik langsung membuat organ di otak terganggu, kalau bukan rusak. Terganggunya bagian tertentu ini, berakibat individu kehilangan kemampuan tertentu,"Â dia menambahkan.
Contohnya, Iman menuturkan, kemampuan berbahasa. Individu yang tadinya bisa bicara dan tiba-tiba kehilangan kemampuannya tentu akan merasakan aspek frustasinya sendiri.
"Frustrasi yang tidak terselesaikan, mengakibatkan peningkatan emosi negatif tertentu. Seringkali secara singkatnya ini yang bisa digambarkan mengenai sisi psikologis orang dengan stroke," kata Iman.
Advertisement
Ada Aspek Lain yang Pengaruhi Kondisi Psikologisnya
Lebih lanjut Iman mengungkapkan bahwa selain aspek frustasi karena kehilangan kemampuan tertentu, masih ada aspek-aspek lain yang memengaruhi peningkatan emosi negatif tersebut.
"Tentu kita juga harus bahas aspek lainnya, seperti ketakutan akan kehilangan kendali akan hidup yang tentunya sangat tidak nyaman dan membuat (pasien bisa merasa) frustasi," ujar Iman.
Iman menjelaskan bahwa pada berbagai riset, depresi dan kecemasan memang terlihat sangat tinggi pada pasien stroke. Perasaan itu merupakan sebagian hasil dari kondisi biologis internal yang terganggu.
"Pasien stroke lebih terganggu dengan situasi bahwa dirinya tidak lagi bisa menjalani kehidupan sebagaimana biasanya secara tiba-tiba (bukan menurun secara perlahan-lahan). Jadi, ya betul, kondisi kesulitan ini yang membuat mereka jadi lebih mudah menampilkan ekspresi negatif," kata Iman.
"Juga ada stroke yang membuat gangguan fungsi otak pada pengelolaan emosi. Pada kasus ini, gangguan emosi sudah terjadi lebih dulu karena bagian tersebut tidak dapat berfungsi seharusnya," tambahnya.
Dokter Sebut Indra Bekti Lebih Kesepian Saat Malam Hari
Saat momen Indra Bekti emosi, Aldila Jelita mengaku sempat memisahkan lebih dulu Indra Bekti dengan anak-anaknya agar lebih tenang. Ternyata, Indra Bekti malah memukul-mukul pintu kamar tersebut.
Aldila Jelita sendiri sempat menanyakan pada dokter soal kondisi emosional Indra Bekti. Menurut dokter, Indra Bekti kemungkinan merasa lebih kesepian saat malam hari apalagi matanya semakin gelap.
"Akhirnya si dokternya bilang, 'Mas Bekti, aku tahu kalau malam itu dia ngerasa lebih sendiri karena waktu itu mata dia belum lihat, lebih gelap buat dia. Jadi dia ngerasa kesepian'," ujar Indra Bekti.
Mendengar pemaparan Aldila Jelita, Indra Bekti mengaku dirinya tidak mengingat jelas kejadian tersebut. Namun, hanya sekelebatan memori itu masih menempel pada ingatannya.
"Itu ada memori itu sedikit. Kayak sekelebatan, tapi enggak ingat sama sekali. Ya, sedih juga ya kalau gue seemosi itu ke anak-anak," kata Indra Bekti.
Advertisement