Setop Bilang Tidak, Begini Cara yang Tepat Tolak Permintaan Anak

Anak sering merengek meminta sesuatu. Alih-alih langsung mengatakan tidak dan membuatnya sedih atau kesal, lakukan hal ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2023, 17:00 WIB
DPR Usulkan Cuti Hamil Jadi 6 Bulan dalam RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak
Parenting (Sumber foto: Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Mendidik anak bukan perkara mudah. Orangtua mungkin bimbang karena takut terlalu keras atau malah terlalu memanjakan anak. Salah satu cara yang perlu diperhatikan adalah bagaimana Anda menolak permintaan anak.

Terdapat cara yang lebih baik untuk menyangkal, mencegah, atau mendisiplinkan anak daripada mengatakan "tidak." Pakar percaya bahwa terlalu banyak mengatakan "tidak" dapat menumbuhkan kebencian atau menanam benih pemberontakan di masa depan.

Menggunakan kata "tidak" terlalu sering juga dapat membuat anak tidak peka terhadap maknanya. Jadi, simpan kata ini untuk situasi yang mengancam jiwa saja, sebut rekan penulis Backtalk: 4 Steps in Ending Rude Behavior in Your Kids Audrey Ricker, Psy.D.

Sebaliknya, gunakan frasa pendek, jelas, dan ringkas untuk menjelaskan mengapa anak Anda tidak boleh melakukan suatu hal tersebut. Anda dapat mencoba beberapa tips dari situs Parents di bawah ini ini:

1. Saat Merusak Mainan Orang Lain

Tak dapat dipungkiri bahwa anak kecil selalu diliputi rasa penasaran. Meski ini hal yang bagus, anak kecil belum paham akan konsekuensi rasa penasarannya. Misalnya, ketika dia melihat kakaknya bermain Lego, rasa penasaran akan mendorongnya merobohkan susunan Lego yang sudah dibangun.

Penulis The Self-Aware Parent: Resolving Conflict and Building a Better Bond with Your Child Fran Walfish, Psy.D. mengatakan bahwa ini bukan karena anak iri. "Dia mungkin hanya melihat bangunan Lego dan berpikir bahwa akan menyenangkan untuk merobohkannya, " jelas Walfish.

Namun, Walfish mengatakan, "Kebanyakan anak tidak suka diberi tahu apa yang harus dilakukan, beberapa bahkan sangat membencinya." Sebaliknya, tanyakan apakah Anda boleh ikut bermain. Kemudian, berilah dia contoh cara yang tepat untuk bermain dengan orang lain.

2. Saat Memukul Saudara atau Teman

ilustrasi anak sedang bermain
ilustrasi anak sedang bermain. (Dok: Paxels/Tatiana Syrikova)

Memerintahkan anak kecil agar tidak memukul teman atau saudaranya kemungkinan tidak akan berhasil.

"Kapasitas anak untuk memahami apa artinya memukul orang lain sangat terbatas. Penting untuk segera menghentikannya dan kemudian dengan tenang mengatakan, 'Kita tidak boleh memukul walau sedang marah,'" jelas Shook Sorkin.

Dalam banyak kasus, memukul orang lain merupakan cara anak mengekspresikan rasa frustrasinya atau mencari perhatian.

"Minta saudara untuk saling berpelukan guna menumbuhkan kasih sayang. Bantu anak-anak menenangkan diri ketika marah atau tanyakan apa yang diinginkan ketika merasa tidak bahagia," katanya.

Anda juga dapat membantu anak mengidentifikasi perasaan yang dirasakan pada saat tertentu. Setelah perasaan itu diidentifikasi, ambil langkah lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah tersebut.

3. Saat Bersikap Kasar pada Tanaman atau Hewan Peliharaan

Jika Anda melihat si kecil memetik bunga sembarangan atau menarik ekor kucing tetangga, tunjukkan bahwa tumbuhan dan hewan juga makhluk hidup. "Ketika Anda melukai bunga (atau hewan peliharaan), Anda melukai perasaan dan pertumbuhannya."

Ini membantu anak Anda mengembangkan rasa empati dan kesadaran akan perasaan makhluk hidup lainnya.

"Beri anak tanggung jawab untuk belajar bahwa tanaman harus diperlakukan dengan baik, seperti halnya alam pada umumnya," ucap pendiri Marvalous Babies Marva Soogrim.

4. Saat Ingin Makanan Manis

Kurang Mendapatkan Perhatian Orangtua
Ilustrasi Anak Menangis Credit: pexels.com/Yan

Penulis No: Why Kids—of All Ages—Need to Hear It dan Ways Parents Can Say It David Walsh, Ph.D. menyarankan agar orang tua menolak permintaan anak untuk makan junk food, seperti es krim dan permen, dengan menawarkan alternatif yang lebih sehat, seperti yogurt.

Hindari membuat janji palsu seperti mengatakan "besok, ya". Ini karena anak kecil tidak dapat memahami waktu dengan baik, jadi tidak masuk akal untuk memberi tahunya kapan tepatnya di masa depan dia akan mendapatkan es krim.

"Kebanyakan anak ingin mendapatkan apa yang dia mau. Oleh karena itu, orang tua perlu dengan tenang, tegas, dan hangat menawarkan camilan sehat meskipun anak mungkin saja protes," jelas Walsh. Dengan cara ini, anak Anda masih mendapat hadiah, tetapi berupa pilihan yang lebih baik.

Penting juga untuk memperhatikan pesan Anda seputar makanan. Istilah-istilah seperti sehat versus tidak sehat, atau baik versus buruk dapat menimbulkan cara pandang buruk terhadap makanan, jelas Emily Edlynn, Ph.D.

Sebaliknya, jelaskan bahwa makanan tertentu memberi tubuh lebih banyak energi dan dia membutuhkan makanan itu untuk berpikir lebih baik dan tetap sehat.

5. Saat Melempar Makanan

Kondisi Stres
Ilustrasi Anak Menangis Credit: pexels.com/Bob

Anak kecil suka bermain-main dengan makanan karena mungkin masih kenyang. Makanan itu kemudian menjadi mainan, ujar terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di San Diego Linda Shook Sorkin.

Alih-alih berteriak saat anak melemparkan mangkuk berisi sup itu ke lantai, cukup ambil mangkuk itu dan jelaskan alasan mengapa dia tidak boleh membuang makanan.

Anda juga dapat menggunakan pendekatan yang sama ketika si kecil melompat-lompat di atas tempat tidur pada jam tidur dengan mengatakan, "Tempat tidur adalah untuk tidur dan bersantai, bukan untuk melompat." Sebaliknya, jika dia berlaku baik, akui hal itu dengan memberinya pujian.

6. Saat Merengek Saat Meminta Sesuatu

Si Kecil kemungkinan besar akan merengek saat ingin sesuatu. Hindari mengatakan, "Berhenti merengek" atau "Tidak boleh merengek." Sebaliknya, dorong dia untuk berkomunikasi dengan kata-kata sederhana.

Richard Bromfield, Ph.D., penulis How to Unspoil Your Child Fast, menyarankan untuk mengatakan, "Ibu (atau ayah) tidak dapat memahamimu jika kamu merengek." Ini dapat meyakinkan anak Anda untuk berbicara dengan nada normal.

"Pendekatan ini membawa pelajaran implisit bahwa anak memiliki pilihan tidak hanya dalam nada suaranya tetapi juga dalam sebagian besar perilakunya."

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 5 Tips Cegah Kelelahan Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Cegah Kelelahan Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya