Liputan6.com, Jakarta - Pada musim hujan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat yang berada di kawasan banjir mewaspadai penyakit leptospirosis.
"Penting kewaspadaan kita apalagi musim hujan dan musim banjir mewaspadai leptospirosis," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga
Nadia, mengingatkan kewaspadaan diperlukan mengingat penyakit yang kerap muncul di musim hujan ini bisa menyebabkan kematian meski persentase kecil.
Advertisement
"Leptospirosis dapat juga menyebabkan kematian walau kecil," kata Nadia dalam pesan singkat yang diterima Health-Liputan6.com ditulis Rabu (8/3/2023).
Bila menilik data Kementerian Kesehatan per Desember 2022, ada enam provinsi yang laporkan kasus leptospirosis. Dari enam provinsi, lima diantaranya melaporkan adanya kematian.
Berikut rinciannya:
- DKI Jakarta: 7 Kasus, 0 meninggal
- Banten: 64 kasus, 12 meninggal
- Jawa Tengah: 502 kasus, 70 meninggal
- Jawa Barat: 187 kasus, 30 meninggal
- DIY: 235 kasus, 13 meninggal
- Jawa Timur: 401 kasus, 14 meninggal
Nadia mengungkapkan sebenarnya, kasus leptospirosis sebenarnya bisa terjadi sepanjang tahun. Namun, memang saat musim penghujan terjadi peningkatan kasus.
Menurut laman Kemenkes, leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus berupa bakteri yang masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan dan lumpur.
Â
Gejala
Ada beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit leptospirosis, diantaranya adalah:
 1. Demam Mendadak
2. Lemah
3. Mata merah
4. Kekuningan pada kulit
5. Sakit kepala
6. Nyeri otot betis
Pencegahan
Menurut laman Dinas Kesehatan Jawa Barat, leptospirosis merupakan dapat menimbulkan wabah jika tidak dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin.
Guna mencegah terjadinya penyakit leptospirosis, diperlukan upaya pencegahan diantaranya dengan:
1. Menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah/selokan
2. Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.
Kemenkes juga mengingatkan untuk segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala Leptospirosis seperti yang telh disebutkan diatas. Sehingga, bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin dari para petugas kesehatan.
Â
Advertisement
Kelompok Rentan
Dinas Kesehatan Jawa Barat menyebutkan seseorang dapat terinfeksi Leptospirosis karena kontak secara lansung atau tidak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi Leptospira.
Beberapa orang memiliki risiko tinggi terpapar Leptospirosis karena pekerjaannya, lingkungan dimana mereka tinggal atau gaya hidup.
Risiko penularan dapat terjadi pada kelompok pekerjaan utama yang berisiko yaitu petani atau pekerja perkebunan, petugas pet shop, peternak, petugas pembersih, saluran air, pekerja pemotongan hewan, pengolah daging, dan militer.