Liputan6.com, Jakarta - Human papillomavirus (HPV) sudah lama dikaitkan sebagai penyebab kanker serviks. Hal tersebut tentu tak keliru. Namun sebenarnya, HPV juga dikaitkan dengan berbagai jenis kanker lainnya lho.
Sebuah survei yang dilakukan pada orang Amerika Serikat menemukan bahwa ternyata mayoritas partisipannya tidak tahu jikalau HPV terkait dengan sejumlah jenis kanker lainnya selain kanker serviks.
Baca Juga
Survei yang berlangsung antara tahun 2014 dan 2020 itu dipresentasikan dalam acara tahunan American Association of Cancer Research pada akhir April 2023 lalu.
Advertisement
Para peneliti menyebut jikalau infeksi HPV sebenarnya dapat menyebabkan tiga jenis kanker lainnya. Seperti kanker anus, kanker mulut, dan kanker penis.
Serta, meskipun sebagian besar tahu bahwa HPV bisa menyebabkan kanker serviks, kesadarannya menurun sebanyak tujuh persen yakni dari 77 persen menjadi 70 persen selama periode tujuh tahun terakhir.
Tingkat Kesadaran Menurun Bikin Khawatir
Usai penemuan itu, para peneliti mengungkapkan bahwa mereka merasa khawatir. Sebab, tingkat kesadaran yang rendah soal HPV bisa menghambat upaya vaksinasi HPV.
Mengingat sebelum penemuan dari para peneliti, upaya vaksinasi HPV memang sudah tertinggal.
"Vaksin HPV sudah ada sejak lama dan sudah banyak pembicaraan tentangnya," ujar Eric Adjei Boakye, penulis survei sekaligus asisten ilmuwan Department of Public Health Sciences di Henry Ford Health mengutip laman Health, Selasa (23/5/2023).
"Jadi mungkin tidak ada yang menyangka bahwa kesadaran soal HPV akan menurun," sambungnya.
Kemauan Vaksin HPV Bergantung pada Pemahaman
Lebih lanjut Eric mengungkapkan bahwa asalan nomor satu orang melakukan vaksin HPV lantaran dokter merekomendasikannya.
"Selain itu, salah satu alasan utama lainnya adalah ketika orang mengetahui manfaatnya. Jadi ketika orang tahu vaksin mencegah kanker, mereka cenderung mendapatkannya," kata Eric.
Sehingga jika orang tidak benar-benar memahami betapa bahayanya HPV dan konsekuensi risiko yang terkait dengannya, seseorang mungkin tidak akan termotivasi untuk memvaksinasi diri sendiri atau anak-anak.
Pendapat selaras diungkapkan asisten profesor ginekologi di Mays Cancer Center di University of Texas Health Science Center, Yasmin Lyons.
Contohnya menurut Yasmin, wanita lebih mungkin melakukan pap smear jika mereka tahu hubungan antara HPV dan kanker serviks. Berbeda jika mereka belum tahu apa manfaatnya.
Advertisement
Meningkatkan Kesadaran Soal Vaksin HPV
Eric dan timnya sempat mencari tahu tingkat kesadaran masyarakat soal vaksin HPV masih terbilang rendah. Berdasarkan teorinya, bisa jadi itu dikarenakan orang mungkin berpikir jikalau HPV bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Eric mengungkapkan, penting untuk membagikan informasi tentang kanker yang bisa disebabkan oleh HPV pada masyarakat umum. Dengan begitu, masyarakat bisa punya akses informasi yang baik.
"Perawat sebenarnya telah terbukti menjadi orang terbaik untuk berbicara dengan tentang HPV. Itu bahkan tidak harus membicarakannya secara langsung. Bisa dengan pamflet di ruang tunggu saja atau bisa menambahkan itu ke dalam berkas yang hendak mereka bawa pulang," ujarnya.
Asisten profesor bedah kepala dan leher otolaringologi di Johns Hopkins Medicine Leila Mady menambahkan, ada satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker.
"Memiliki kesadaran bahwa HPV terkait dengan banyak jenis kanker, dan bahwa ada vaksin yang dapat membantu mencegah berkembangnya kanker tersebut, menurut saya adalah alasan terbesar mengapa hal ini sangat penting," kata Mady.
Proses Infeksi HPV Berubah Jadi Kanker
Menurut National Cancer Institute, HPV merupakan kumpulan lebih dari 200 virus yang menyebar melalui aktivitas seksual. Sehingga infeksi sangat umum terjadi.
Kebanyakan infeksi HPV pun sebenarnya berisiko rendah dan tubuh manusia bisa melawan virus dengan sendirinya. Namun, tak berlaku bagi semua orang.
Infeksi HPV bisa bertahan dalam tubuh sebagian orang lainnya. Jadi jika Anda memiliki jenis HPV yang parah, bukan tak mungkin virus akan berkembang menjadi kanker.
"HPV mulanya akan menyebabkan perubahan prakanker pada sel, dan kemudian seiring waktu jika sistem kekebalan seseorang tidak dapat membersihkan virus HPV dengan sendirinya, maka akhirnya dapat menyebabkan perubahan menjadi kanker pada sel tersebut," ujar Lyons.
Ulasan dalam laman Centers for Disease Control and Preventions (CDC) AS menambahkan, virus HPV juga bertanggung jawab atas pada setidaknya 37.300 kasus kanker setiap tahunnya.
Advertisement