Kasus Virus Nipah di India Terkendali, Kondisi Pasien Anak dengan Ventilator Membaik

Menteri Kesehatan Kerala Veena George mengatakan, tidak ada kasus baru infeksi virus Nipah yang dilaporkan hingga Senin (18/9).

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 20 Sep 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2023, 11:00 WIB
Tidak ada obat atau vaksin spesifik untuk infeksi virus Nipah.
Tidak ada obat atau vaksin spesifik untuk infeksi virus Nipah(Liputan6/AFP/Sam Panthaky)

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat kesehatan India menyatakan wabah virus Nipah (NiV) di Kerala dapat kendalikan meski lebih dari 1.200 orang telah masuk dalam daftar kontak erat pasien positif.

Menteri Kesehatan Kerala Veena George mengatakan, tidak ada kasus baru infeksi virus Nipah yang dilaporkan hingga Senin (18/9). Selain itu, 61 sampel dari kontak yang berisiko tinggi seperti suster atau petugas kesehatan telah terbukti negatif, dikutip dari Hindustan Times.

Sementara itu, dari enam warga Kerala yang terkonfirmasi positif, dua diantaranya meninggal dunia. Adapun empat pasien lainnya menjalani perawatan. Meski demikian, Veena George mengatakan kondisi pasien-pasien tersebut membaik, dilansir Foxnews.

"Hal yang sangat positif adalah keempat pasien yang tengah menjalani perawatan sekarang dalam kondisi stabil dan seorang bocah laki-laki usia 9 tahun yang telah menggunakan alat bantu ventilator, secara klinis membaik," terang Veena pada Press Trust of India.

Bahkan, pasien anak yang terinfeksi virus Nipah itu dikabarkan tidak perlu lagi menggunakan ventilator.

"Dia sekarang sudah lepas dukungan ventilator dan diberikan sedikit bantuan oksigen," ucap Veena George.

Sebanyak 1.233 orang di Kerala masuk dalam daftar kontak erat pasien virus Nipah di India. Saat ini, pelonggaran pada sembilan wilayah di Kerala yang diisolasi pun telah dilakukan. Namun, aturan menggunakan masker dan menjaga jarak masih tetap diperlukan.

Berdasarkan penjelasan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus Nipah bersifat zoonotik yang artinya bsia ditularkan dari hewan ke manusia. Secara alami, kelelawar buah disebut sebagai pembawa utama (primary carrier) virus Nipah.

"Virus Nipah juga diketahui menyebabkan penyakit pada babi dan manusia," jelas CDC. Infeksi virus Nipah atau NiV dikaitkan juga dengan pembengkakan otak atau ensefalitis dan bisa menyebabkan kondisi sakit sedang hingga parah, bahkan kematian.

Strain Virus Nipah di Kerala Serupa dengan Strain dari Bangladesh

Virus Nipah di India
Virus Nipah menjadi penyebab 2 kasus kematian di India. (Foto: Unsplash/Olga Kononenko)

Virus Nipah yang ditemukan di Kerala, India teridentifikasi sebagai Indian Genotype atau I-Genotype dan serupa dengan strain yang ditemukan di Bangladesh. Diketahui ada dua macam strain virus Nipah yakni yang berasal dari Malaysia dan lainnya dari Bangladesh.

Mengutip laman Hindustan Times, ini merupakan outbreak keempat di Kerala sejak 2018. Dari total enam kasus positif yang telah dilaporkan per tahun ini, dua pasien diantaranya meninggal dunia, sehingga  pemerintah Kerala pun bersiaga seperti ketika pandemi COVID-19. Dengan dua pasien meninggal, maka kasus aktif infeksi virus Nipah turun menjadi 4.

Diketahui, Pemeritah India juga telah menghubungi Australia untuk mendapatkan antibodi monoklonal guna pengobatan infeksi virus tersebut.

 

Kasus Virus Nipah di Kerala, India

Wabah Virus Nipah Tewaskan 10 Orang di India
Paramedis memakai pakaian pelindung saat menguburkan jenazah yang tewas akibat virus Nipah di Kozhikode, Kerala, India Selatan, Kamis (24/5). Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah penularan virus Nipah. (AP Photo/K.Shijith)

Sementara itu, outbreak Nipah pertama terjadi di Kerala pada tahun 2018. Sebelum 2018, ada dua wabah Nipah di India, namun keduanya terjadi di Benggala Barat.

Setelah tahun 2018, semua wabah Nipah dilaporkan hanya terjadi di Kerala. Satu kasus dilaporkan di Ernakulam pada tahun 2019. Pada tahun 2021, terjadi kematian akibat Nipah di Kozhikode.

Meski demikian, belum diketahui bagaimana orang pertama terinfeksi Nipah. "Wabah pertama virus Nipah di Kerala terjadi pada Mei 2018... Terpenting adalah kita masih belum tahu bagaimana kasus utama tertular penyakit ini. Itu adalah aspek utama yang harus kita atasi saat ini," kata Ketua Komite Tetap Kesehatan Masyarakat Asosiasi Medis India Dr A Althaf.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya